Tidak pernah terpikir sebelumnya jika takdir akan membawa saya menjadi seorang penyulam kata seperti sekarang ini. Padahal, hobi menyulam kata menjadi sebuah kalimat utuh yang bisa dinikmati pembaca, adalah berawal dari patah hati.
Saya juga tidak pernah berpikir ingin menjadi seorang penulis cerita perjalanan. Sebab, dulunya saya hanya penulis alay di media sosial. Penulis yang lebih suka menulis curhat terselubung di balik kalimat motivasi. Pencitraan banget, kan? Tapi bagaimana lagi, bukankah memang benar, jika sejatinya media sosial tempatnya pencitraan? Makanya, saat ingatan saya disadarkan akan masa lalu. Jujur, kok ya saya jijik sendiri. hahaha
Hingga akhirnya pada tahun 2019, bisa dibilang karir saya lumayan bagus sebagai seorang penyulam kata alias penulis. Saya pun mendapatkan tawaran kerjasama dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berkolaborasi dengan Penerbit Indie Dandelion Publisher mengkampanyekan Cagar Budaya melalui literasi.
Nah, acara kampanye Cagar Budaya tersebut dilaksanakan secara offline di Jakarta dengan mengundang anak-anak SMA se-jabodetabek. Yang mana goal dari kerjasama tersebut adalah membuat buku antologi bertema Ragam dan Pesona Cagar Budaya yang fokus pada pembahasan tempat-tempat bersejarah yang sudah resmi tercatat sebagai cagar budaya nasional.
Siapa yang menyangka setelah melakukan perjalanan Lamongan-Jakarta dengan mengikuti acara cagar budaya tersebut. Tiba-tiba saya tertarik untuk membuat sebuah blog yang ceruk utamanya fokus pada traveling, terkhusus pembahasan mengenai cagar budaya harus ada.Makanya, salah satu menu blog mywordsjourney.com berkategori heritage.
Tanpa pikir panjang, saya menghubungi teman developer untuk mengerjakan blog traveling tersebut. Padahal, saya sudah memiliki blog www.malicaahmad.com berniche lifestyle yang baru saja dibangun beberapa bulan. Eh, kok ya saya nekad buat blog lagi tanpa berpikir bisa mengurusnya atau tidak. Bismillah aja pokoknya.
DI BALIK MUNCULNYA NAMA MY WORDS’ JOURNEY
Setelah diskusi dengan teman developer terkait template yang dipilih. Saya pun dipusingkan dengan pilihan nama domain yang tepat. Kira-kira nama apa yang pantas untuk mendiskripsikan blog saya nanti? Saat orang membaca domainnya saja, mereka sudah paham jika nanti blog saya pembahasan fokus di niche traveling.
Dan tahu tidak, memilih domain sama halnya memilih pasangan hidup, lho. Kepala saya pening banget saat itu. Karena beberapa nama kurang nendang. Waktu udah ketemu sama nama domain yang manis banget untuk dipamerkan, eh, nggak tahunya tuh domain sudah nggak jomlo lagi. Kan, nyesek banget?
Meski nyesek, saya tidak mau menyerah begitu saja. Ditemani oleh teman developer tadi sambil berburu design template, saya juga semangat berburu domain. Hingga akhirnya ketemulah nama domain mywordsjourney.com. Yuhuu, bagus nggak? Bagus dong. Jangan salah. Di balik namanya ada makna ala-ala saya loh.
Jadi etimologinya terbentuk dari 3 suku kata, yakni “My” “Words’ ” Journey”. Memilih kata journey karena niche saya memang akan fokus di cerita perjalanan. Namun sebenarnya nggak melulu soal perjalanan juga, sebab JOURNEY sendiri memiliki makna yang luas di mana selain ngomongin soal pengalaman traveling, juga bisa diartikan lebih dalam maknanya, yakni tentang perjalanan hidup seseorang.
Selanjutnya kata Words‘ sejatinya hanya sebagai penegas dari kata Journey itu sendiri. Perjalanan yang sudah saya lalui akan saya tuangkan dalam bentuk cerita yang “Fun Side Traveling” khas Malica.
Saya juga menekankan Words’ sebagaimana mestinya seorang penulis harus merekam ulang jejak perjalanannya. Dengan penambahan “s” juga sebagai penanda bahwa si Author dari blog ini bakal banyak berbicara sesuai dengan jati dirinya.
Sementara kata “My” adalah diri saya sendiri. Ketika saya menulis di blog, media sosial maupun buku lebih suka menggunakan kata sapaan Saya daripada aku dan sejenisnya. Yah, terkesan formal banget sih. Tetapi dari sudut pandang saya pribadi sebenarnya tidak. Justru dengan menyapa pembaca blog saya dengan POV 1 (Saya) di situlah sebuah kedekatan ingin dibangun.
Sejujurnya saya membayangkan, suatu hari nanti blog ini bisa menjadi peta digital untuk siapapun yang ingin mencari tempat wisata, kuliner, tips traveling, maupun yang berkaitan dengan heritage.
Ingin sekali blog saya ini nanti mampu mencetak sejarahnya sendiri. Menemukan pembaca yang loyal sekaligus ketika dicari di mesin pencarian google syukur-syukur bisa nangkring di halaman pertama.
Harapannyaterlalu berlebihan? Sepertinya tidak. Bukankah sebuah harapan tinggi harus dirancang dengan rasa optimis yang tinggi juga?
Lagipula saya pun tidak bisa bohong jika dalam hati kecil ini terlintas ingin seperti travel blogger yang melalang buana ke berbagai daerah lokal maupun internasional dari hasil menjadi seorang travel blogger. Bisa? Bisa banget.
Tetapi untuk saya saat ini hanya bisa membayangkan dulu, ya. Melakukan perjalanan pun masih ala kadarnya. Atau lebih tepatnya masih di Indonesia saja. Yang paling terpenting dan menjadi PR banget buat saya adalah seberapa konsisten mengisi konten traveling di blog ini?
MENDING MANA, BLOG BERDOMAIN ATAU GRATISAN?
Teman-teman main saya suka bilang jika Malica itu salah seorang perempuan yang berpikir praktis. Ketika menginginkan sesuatu, dia akan totalitas mengerjakannya. Tak terkecuali saat membangun blog berniche traveling ini.
Di awal pembuatan blog, saya tidak pernah terpikir untuk membuat blog gratisan.Justru saya bilang pada diri sendiri,Jika menginginkan hasil ngeblog yang maksimal, ya udah saya harus berani berkorban.
Berkorban dalam hal apa nih?
Pastinya dari segi waktu untuk membuat konten sekaligus merawat blog. Mengambil design premium untuk tampilan blog yang enak dipandang, juga membeli hosting dan domain berbayar atau TLD guna memperluas jaringan pasar dunia blogging. Nah, budget pastinya tidak sedikit. Memang. Tapi kembali lagi, jika ingin memaksimalkan karir di dunia blogging, maka Anda harus mau berkorban.
Nggak masalah jika budget di awal membengkak. Namun percayalah, pengeluaran di awal akan membuat Anda maupun saya akan lebih semangat berburu job demi bisa menghidupi blog (Baca: memperpanjang domain dan hosting) selama setahun ke depan.
Alasan lain kenapa saya tidak membuat blog gratisan saat terjun di dunia blogging untuk pertama kalinya adalah, saya ingin membangun personal branding secara profesional. Jadi ketika klien ingin menyewa jasa saya, dia nggak ragu lagi karena blog saya bisalah dikatakan profesional juga. Hehehe
Eh, tapi ada yang bilang,”Alangkah baiknya pemula menggunakan blog gratisan saja dulu. Sayang di budget jika blog tidak terurus.”
Ya, silakan. Tidak ada aturan yang mewajibkan kok. Gratis ataupun berbayar kembali pada kebutuhan dan tujuan ngeblog masing-masing blogger.
HARAPAN 2021, INGIN SEPERTI APA MYWORDSJOURNEY.COM?
Tahun 2021, saya harus bertobat. Blog yang hampir saya lupakan hampir 3 bulan lebih ini harus saya hidupkan kembali.
Saya harus lebih konsisten lagi mengisi sekaligus merawat mywordsjourney.com dengan konten-konten traveling, kuliner, heritage dan tips yang lebih bergizi. Agar saya tidak merasa berdosa lagi. Hiks
Jujur, sejak sepulang dari Lombok, saya menganaktirikan blog traveling saya ini. Sampai saya nggak sadar, ternyata tulisan saya perlu diolah lagi agar lebih bernyawa.
Beruntung banget kemarin malam mendapat materi bagaimana menetapkan Storytelling dalam tulisan dari Pak Bambang Irwanto di Kelas Growthing Blogger. Jujur, saya langsung bersemangat dong.
Saya kembali terpacu belajar membuat tulisan traveling dengan gaya storytelling. Dimana lebih mengedepankan SHOW daripada TELL sehingga bisa dijamin pembaca tak akan bosan.
Nah, ini harapan saya di tahun ini. Lantas apa harapan Anda, Traveler?
Sebuah kisah keren di balik terbentuknya blog My Words Journey. Keep on writing mbak. Saya lagi membuka postingan2 blog mbak yang lain neh. hehe
Menginspirasi mba, nama blog yang akan mengukir semua bentuk perjalanan melalui cerita. Apalagi bisa menginspirasi banyak orang, sesuatu banget pastinya.
Ooo begitu makna namanya, i seee… mikir nama domain emang pusing dan cocok-cocokan, tapi kalo udah ketemu yang pas puas banget rasanya. Aku selalu suka sama tulisan mbak nih, semangat dan konsistensinya harus ditiru.
Waaahhhh keren semangatnya. Jadi terinspirasi bikin blog ttg catatan perjalanan juga biar pisah dari blog utama yg dominan bahas soal parenting. Makasih bnyak inspirasi dan berbagi pengalaman berharganya ya, kak. makin sukses kedepannya kak aamiin
Nice info, tentang perjalanan hingga memutuskan sebuah nama. Izin buka-bika yang lain ya kak
Salam kenal Mbak.. semoga targetnya terlampaui yaa..