6 Kuliner Ekstrim di Gunungkidul, Wajib Coba!

Gunungkidul tidak hanya menyimpan pantai yang cantik dengan ombaknya yang khas, namun juga kuliner yang rasanya enak. Selain itu banyak kuliner ekstrim di Gunungkidul yang wajib dicoba. Namun sebelum mencoba beberapa sajian lokal tersebut, pastikan Anda tidak mengalami alergi. 

Berburu beberapa jenis kuliner lokal Gunungkidul cukup mudah karena banyak dijajakan di warung pinggir jalan. Bahkan ada yang dijual dalam bentuk mentah begitu diperoleh sehingga Anda perlu memasaknya. 

Kuliner Ekstrim Gunungkidul, Rasanya Tidak Ada Tanding

Alam Gunungkidul yang keras dan sebagian tandus justru menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis binatang yang dapat diolah menjadi kuliner ekstrim. Di tempat lain, makanan ini jarang ada sehingga ketika berwisata, sebaiknya tidak melewatkan kuliner ekstrim di Gunungkidul tersebut.

Tidak hanya makanan hewani, manakan dari tanaman lokal juga banyak yang diolah menjadi hidangan enak namun langka. Karena itu, sebaiknya Anda menambah pengalaman selama berada Gunungkidul dengan berburu kuliner ekstrim. 

  1. Walang goreng 

Walang atau belalang adalah binatang yang sering menjadi hama padi dan tumbuhan palawija. Penduduk Gunungkidul banyak yang menangkapnya, kemudian mengolahnya menjadi hidangan yang super lezat.

Belalang mengandung protein dalam jumlah tinggi karena itu dapat menyebabkan alergi bagi sebagian orang. Karena kandungan proteinnya yang tinggi menjadikan rasanya sangat gurih.

Di Gunungkidul, belalang yang ditangkap tidak dibuang, tetapi digoreng dan menjadi cemilah yang banyak disuka. Untuk mendapatkan kuliner unik ini sangat mudah sebab banyak dijajakan di sepanjang jalan daerah Gunungkidul. 

  1. Puthul goreng

Kuliner ekstrim berikutnya dari Gunungkidul adalah puthul goreng. Puthul merupakan sejenis kumbang yang banyak memakan daun pada musim penghujan. Larva atau anakan puthul yang akan tumbuh menjadi puthul dewasa banyak menempel di daun.

Masyarakat Gunungkidul sengaja mengambilnya satu per satu agar tidak merusak tanaman dan menggorengnya menjadi lauk serta cemilan lezat.

Seperti walang, puthul juga kaya protein sehingga rasanya lezat. Bagi yang penasaran dengan rasanya, sebaiknya hati-hati sebelum mencicipi sebab banyak yang mengalami alergi. Meski demikian tidak sedikit wisatawan yang tertantang dan penasaran untuk mencicipi makanan yang hanya ada di Gunungkidul tersebut. 

  1. Tawon goreng

Di tangan masyarakat Gunungkidul, binatang yang tidak biasa bisa menjadi makanan dengan rasa tidak ada duanya. Selain puthul dan walang, binatang yang biasa diolah adalah tawon atau lebah. Larva tawon yang akan tumbuh menjadi tawon dewasa dikeluarkan dari sarangnya kemudian dibersihkan dan digoreng.

Saat mengeluarkan larva tawon harus berhati-hati sebab induknya bisa datang dan menyengat. Selain dengan menggorengnya, banyak yang memasak tawon menjadi garang asem dan bothok yang merupakan jenis lauk makan dengan rasa pedas.

Tawon goreng merupakan jenis kuliner ekstrim di Gunungkidul yang langka sebab tidak mudah banyak yang menjualnya karena tidak mudah mendapatkan larva tawon. Biasanya binatang ini ditemukan di atap rumah penduduk yang terbuat dari kayu dan membuat sarang.

  1. Jangkrik goreng

Jangkrik merupakan jenis Binatang yang banyak ditemukan di sawah. Binatang ini mudah dikenali dari suara yang keluar karena getaran pada sayapnya. Banyak penduduk Gunungkidul yang membudidayakan jangkrik dan menjualnya untuk pakan burung.

Selain itu, tidak sedikit yang sengaja memelihara jangkring untuk diolah, salah satunya dengan menggorengnya. Selain digoreng, banyak yang memasak jangkrik dengan membuatnya menjadi rempeyek. Rasa lezat binatang satu ini sangat khas karena kandungan proteinnya yang tinggi.

Jangkrik alam ditangkap dengan cara memburunya dan memungut satu per satau. Banyak penduduk yang turun ke sawah pada malam hari membawa obor untuk menangkap jangkrik. Bagi yang biasa menikmatinya, jangkrik yang ditangkap di sawah mempunyai rasa lebih gurih dari jangkrik hasil budidaya. 

  1. Gatot

Gatot merupakan kuliner khas Gunungkidul yang terbuat dari singkong. Singkok yang baru dipanen dikupas, kemudian dijemur dan dibiarkan terkena hujan sampai berwarna hitam. Selanjutnya singkong tersebut dipotong kecil-kecil dan diolah dengan cara mengukusnya sampai matang.

Untuk menikmati gatot, bisa dengan tambahan kelapa muda yang diparut sehingga rasanya lebih gurih. Ada juga yang menikmati gatot dengan tambahan garam atau gula pasir.

Penganan khas ini mudah ditemui di pasar tradisional dengan harga yang terjangkau. Tidak sedikit penduduk Gunungkidul yang menjadikan gatot sebagai makanan pengganti nasi, terutama dinikmati pada pagi hari. 

  1. Kembang kates

Bunga pepaya atau dikenal dengan nama kembang kates menjadi menu untuk teman makan nasi hangat yang sangat lezat. Rasa kembang kates sebenarnya agak pahit, namun dengan cara mengolah yang tepat, rasa pahit tersebut bisa hilang.

Biasanya kembang kates diolah menjadi oseng-oseng dengan bumbu bawang merah, bawang putih, garam dan tomat serta cabai. Rasa pedas dari cabai dapat menghilangkan rasa pahit.

Untuk menikmati oseng-oseng kembang kates di Gunungkidul sangat mudah sebab banyak warung makan yang menyediakannya. Sebagai pelengkap, biasanya penjual akan menambahkan sambal bawang. 

Kuliner ekstrim di Gunungkidul sering menjadi penasaran wisatawan yang datang. Namun untuk mencicipinya perlu keberanian karena memang di daerah lain tidak biasa dimasak dan disajikan sebagai lauk atau cemilan. 

malica ahmad
About the author

Hello, I am Malica Ahmad. Indonesian Blogger, Lifestyle and Travel Blogger, Writerpreneur, Ghostwriter, and exciting about SEO Content Writing. Send me message of offering job here malicaahmad13@gmail.com

Tinggalkan komentar