5 Fakta Unik Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit

Hola, Travelers …

Suka berwisata sejarah? Candi Tikus bisa menjadi destinasi wisata yang keren lho.

Lokasi Candi Tikus ini berada di kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur yang terkenal sebagai pusat kerajaan Majapahit.

Konon, keberadaan candi tersebut tidak lepas dari kerajaan yang dipimpin Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.

Selain mempunyai nilai sejarah tinggi, candi ini juga sangat instagramable. Cocok untuk destinasi wisata masa kini.

Apalagi tidak jauh dari lokasi Candi Tikus tersebut juga banyak candi lain yang menyebar pada lima titik. Jadi bisa dibilang, Candi yang saya kunjung beberapa hari lalu sangatlah istimewa.

Nah, penasaran dengan bangunan bersejarah ini? Simak ulasannya di artikel berikut.

Napak Tilas Candi Tikus Mojokerto

Pertama masuk ke gerbang candi Tikus Mojokerto, saya seolah napak tilas ke masa lalu di mana bangunan kerajaan Majapahit berdiri gagah.

Candi Tikus Trowulan

Rasa kagum akan bangunan candi yang berbeda dari bentuk candi Indonesia lainnya, seolah membius saya untuk melupakan sejenak kulit gosong akibat tersengat panasnya matahari.

Saya dan kedelapan teman memang agak terlambat mengunjungi candi tikus ini karena sebelumnya keasyikan berwefie dan selfie ria di Candi Bajang Ratu.

Meski demikian tidak lantas membuat langkah kami terhenti untuk menelusuri candi yang terletak di Mojokerto ini.

UNIK. Satu kata ini yang saya sematkan untuk candi tikus yang ada di kota Mojokerto ini.

Bangunan candi tidak tinggi menjulang seperti candi lainnya, justru kecil seolah berada di bawah.

Bangunan candi pun berada lebih rendah dari permukaan tanah di sekitarnya, sehingga pengunjung harus menuruni tangga.

Candinya pun hanya terdiri dari satu rumpun bangunan yang berdiri di tengah-tengah kolam.

Oh ya, saat kunjungan ke candi ini, Kami diantarkan oleh Pak Said, salah satu perwakilan dari BPCB Jawa Timur di mana saat kunjungan tersebut, saya juga sempat menanyakan bagaimana sejarah nama salah satu candi di trowulan ini?

Baca juga: Keunikan Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung

Mengenang Sejarah Petirtaan Candi Tikus

Menurut kitab Negarakertagama karya Mpu Tantular, menyebutkan terkait keberadaan candi sebagai tempat petirtaan atau pemandian para raja (majapahit bathing place).

Pembangunannya sekitar abad XIII atau XIV Masehi. Cerita ini berkaitan dengan Candi Tikus yang berbentuk pemandian dengan 46 pancuran.

Susunan sumber air dan pancurannya rapi dan indah. Jadi muncul pertanyaan, siapa yang membangun Candi Tikus? Bagaimana awal mula ditemukan?

Kerajaan Majapahit yang merupakan negara dengan peradaban maju. Tidak heran jika mempunyai bangunan yang sangat cantik dan estetik.

Penemuan Candi Tikus tahun 1914. Pada saat tersebut wilayah sekitarnya diserang hama tikus yang luar biasa sehingga mengalami gagal panen.

Bupati yang menjabat, yaitu RAA Kromojoyo Adinegoro memerintahkan warga untuk membasmi hama tikus.

Tidak disangka, dalam proses perburuan mereka menemukan rangkaian candi. Bangunannya sendiri berasal dari batu bata merah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 29,5 x 28,5 meter. Sedangkan tingginya 5, 2 meter dan lebar tangga menuju dasar kolam 3,5 meter.

Bentuk kolam pemandian terlihat jelas karena terdapat undakan menuju ke bawah dengan dasar berupa kolam.

Teras menurun sebagai jalan untuk menuju kolam yang menempel pada sisi timur berada di sebelah utara. Arsitekturnya termasuk unik dan berbeda dengan candi pada umumnya.

Saat ini sekitarnya telah mengalami pemugaran sehingga lebih nyaman bagi pengunjung.

Proses pemugarannya berlangsung pada tahun 1984 sampai 1985. Sedangkan tahun pembuatan diketahui dari ciri khas bangunan yang berupa menara, menunjukkan jenis bangunan sekitar abad XIII sampai XIV.

Keunikan Candi Tikus

Salah satu candi yang menjadi destinasi wisatawan di Jawa Timur ini mempunyai banyak keunikan. Ini yang membuat penasaran dan semakin banyak orang yang ingin menyaksikan secara langsung. Kemegahan bangunan Majapahit sudah menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi melihat perbedaan gambar Candi Tikus dengan lainnya.

Penamaannya tidak ada kaitan dengan bentuk bangunan. Begitu juga dengan relief, Candi Tikus tidak ada gambar atau pahatan yang berbentuk tikus. Nah, bagaimana candi tersebut bisa bernama tikus. Ulasan keunikannya ada di bawah ini:

Sarang tikus

Pada saat pembasmian tikus secara besar-besaran, beberapa warga menemukan sarang tikus yang berupa gundukan tanah.

Candi Tikus

Setelah dibongkar bukan hanya tikus yang mereka temukan, namun juga bangunan berupa candi. Nama Candi Tikus berasal dari sini.

Jika candi lain berada di atas permukaan tanah, bangunan ini berbeda. Justru ketika ditemukan berada dalam tanah sehingga untuk dapat melihat bangunan secara utuh perlu dilakukan penggalian area yang cukup luas karena ukurannya lebar.

Baca juga: Pantai Kejawanan Cirebon dan Mitosnya Melegenda

Fungsi Candi sebagai Pemandian

Berbeda dengan bangunan candi pada umumnya yang berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan, peninggalan Majapahit satu ini merupakan pemandian keluarga raja.

Candi Tikus

Fungsi Candi Tikus terbukti dari bentuknya dan juga sarana yang ada pada sekitarnya.

Meski demikian ada pakar yang berpendapat bahwa bangunan ini juga merupakan tempat upacara dan sumber air bagi penduduk Trowulan pada masa tersebut. ini berdasarkan pada salah satu bangunan yang berupa menara pemujaan.

Simbol Gunung Mahameru

Menurut ahli purbakala dari Belanda, Bernet Kempers, candi satu ini merupakan simbol dari Gunung Mahameru.

Kesimpulan ini berdasarkan adanya menara yang berjumlah 8 dengan bentuk semakin ke atas bertambah kecil.

Sedangkan menurut mitologi, Mahameru sendiri merupakan lambang air kehidupan. Dalam masyarakat berkembang mitos bahwa air mempunyai kekuatan magis sehingga dapat menghidupkan benda mati di sekitarnya.

Desain unik

Candi Tikus

Berbeda dengan desain candi pada umumnya, bangunan satu ini sangat komplek.

Bangunan utama berada di tengah kolam dengan 8 menara yang mengelilinginya seperti Candi Jabung. Bagian atas menara datar, Reliefnya sendiri membentuk gambar bunga padma atau teratai yang identik dengan air.

Posisi candi utama sendiri berada pada 3 meter dari permukaan tanah. Bentuknya bujur sangkar berukuran 7,65 meter. Bagian atasnya terdapat menara berukuran kecil dengan tinggi 2 meter.

Pada kanan kiri tangga menuju kolam utama, terdapat kolam kecil dengan 3 pancuran yang membentuk bunga teratai.

Pembangunan Dua Tahap

Ahli sejarah memprediksikan bahwa pembangunan candi dilakukan dua tahap. Tahap pertama masih sangat sederhana dan terkesan kaku. Sedangkan tahap kedua terjadi peningkatan desain dan ornamen.

Jenis bahan bangunan juga memperkuat dugaan tersebut. Pada tahap pertama menggunakan batu bata merah berukuran besar. Kelanjutannya dengan bata merah kecil.

Perbedaan juga terlihat dari bahan pancuran. Yang pertama menggunakan bata merah. Untuk yang kedua dengan andesit.

Candi Tikus merupakan peninggalan Majapahit yang mempunyai nilai sejarah tinggi dan sangat Indah. Tidak heran jika semakin banyak wisatawan yang ingin melihatnya. Apalagi setelah pemugaran, semakin nyaman untuk berwisata.

Harga Tiket Masuk Candi Tikus Mojokerto

Untuk menikmati bangunan bersejarah ini, pengunjung dikenakan tiket yang sangat murah, yakni sebesar Rp. 3000,-

Harga tiket ini berlaku di hari libur maupun hari biasa. Tarif pun berlaku untuk dewasa maupun anak-anak.

Jam Operasional Petirtaan Candi Tikus

Objek wisata candi ini dapat dikunjungi oleh pengunjung setiap harinya. Jam kunjungan dimulai sejak pagi hingga sore hari, yakni mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB

Kesimpulan

Banyak spot indah yang menarik di Candi ini. Selain bisa Napak tilas sejarah masa lalu,  pengunjung juga bisa berfoto di candi utama dengan menyeberang kolam.

Namun, ada peraturan yang harus ditaati yakni melepas sandal jika ingin berkeliling ke area candi.

Nah, apabila air kolam surut, pengunjung bisa masuk ke dalam lorong-lorong di bawahnya.

Tak hanya itu, lingkungan area candi pun sangat asri, dengan rerumputan hijau tumbuh subur.

Berfoto duduk di atas rerumputan dengan latar belakang candi dari kejauhan pun tampak indah dan memesona.

Yuk, berkunjung ke Candi Tikus. Lestarikan budaya Indonesia!

 

malica ahmad
About the author

Hello, I am Malica Ahmad. Indonesian Blogger, Lifestyle and Travel Blogger, Writerpreneur, Ghostwriter, and exciting about SEO Content Writing. Send me message of offering job here malicaahmad13@gmail.com

Tinggalkan komentar