Inilah 4 Keraton Cirebon Unik dan Nyentrik

Apa saja keraton di Cirebon? banyak yang penasaran mengenai hal ini. Rupanya kota udang ini mempunyai 4 keraton sekaligus yang unik dan nyentrik.

Tidak heran jika banyak wisatawan yang penasaran dan ingin datang untuk menyaksikannya secara langsung. Banyak juga yang bertanya, masuk Keraton Cirebon bayar berapa?

Seperti di daerah lain, keraton di wilayah ini juga dipimpin oleh seorang raja. Lantas siapa sultan Keraton Cirebon?

Agar tidak semakin penasaran, dapat menyimak ulasan ini yang akan membahas mengenai 4 keraton yang ada di kota udang tersebut. Apa nama keraton yang paling tertua di Cirebon? Keraton tersebut adalah Kasepuhan.

4 Keraton di Cirebon

Pertanyaan yang berkaitan dengan keraton Cirebon ada berapa memang sering ditanyakan oleh wisatawan. Pertanyaan ini muncul karena banyak yang menyebutkan nama berbeda-beda.

4 keraton yang ada di Cirebon sampai saat ini selalu menjadi destinasi wisatawan yang menarik karena mempunyai banyak keunikan.

Jika biasanya beberapa kota menyatu dalam sebuah kerajaan, di kota ini berbeda. Cirebon dari dulu sudah terkenal dengan bentuk pemerintahan kasultanan.

Yang unik dan berbeda, dari satu kerajaan ini kemudian berkembang menjadi 4 yang tetap hidup saling berdampingan. Apa saja? berikut ulasan lengkapnya.

Keraton Kasepuhan

Bagi orang yang mengerti Bahasa Jawa dan mengetahui nama-nama keraton di Cirebon, pasti bisa menjawab pertanyaan apa nama keraton yang paling tertua di Cirebon.

Sejarah keraton Cirebon selalu menarik untuk dibahas. Dari satu, yaitu Kasepuhan kemudian berkembang menjadi 4.

Sampai saat ini destinasi wisata sejarah adiluhung tersebut tetap terjaga dan dirawat dengan baik.

Kesan unik dan nyentrik muncul dari keaslian bangunan yang sangat kontras dengan gedung-gedung sekarang.

Bangunan ini tampak melambangkan keseimbangan antara dunia dan akhiran. Dengan dua gapura yang terletak di sebelah utara dan selatan, memudahkan siapa saja untuk masuk dan menikmati keindahannya yang tetap terjaga sampai sekarang.

Di sebelah barat terdapat masjid yang melambangkan semangat beribadah kepada Allah atau ingat dengan akhirat.

Sedang bagian timur terdapat pasar yang merupakan sentra niaga dimana orang mendapatkan nafkah untuk urusan dunia.

Jika sedang beruntung, pengunjung yang datang ke Keraton Kasepuhan Cirebon dapat menyaksikan dan mendengarkan gamelan, salah satu musik tradisional Jawa yang digelar pada salah satu pendopo.

Wisatawan yang berkunjung juga dapat menyaksikan kereta kencana Singa Barong buatan tahun 1549 yang merupakan kendaraan sang sultan.

Keunikan dari salah satu ikon keraton Kasepuhan tersebut adalah bentuknya yang melambangkan toleransi dan perpaduan antar bangsa.

3 bangsa yang melatarbelakangi kereta tersebut adalah Mesir dengan agama Islam, Tiongkok dengan agama Budha dan India dengan agama Hindu.

Keraton Kanoman

Hanya berjarak 1 KM dari Keraton Kasepuhan terdapat Keraton Kanoman. Salah satu keunikan dari keraton ini merupakan pusat penyebaran Islam pada masa Sunan Gunung Jati.

Salah satu peninggalan yang sampai saat ini masih ada adalah kereta Paksi Naga Liman yang merupakan kendaraan Sunan Gunung Jati.

Keunikan lain dari keraton ini terdapat gong yang hanya akan dibunyikan dua kali dalam satu tahun, yaitu saat Idul Fitri dan Idul Adha.

Setelah satu minggu setelah Idul Fitri, di keraton ini akan digelar grebeg syawalan yang merupakan tradisi yang dilestarikan sampai sekarang.

Keraton Kacirebonan

Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Cirebon? Jawabnya karena ketidakpuasan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Awal mulanya karena diangkatnya salah satu orang yang pro Belanda di Keraton Kanoman.

Hal ini menyebabkan perpecahan di dalam keluarga keraton yang akhirnya menciptakan kerajaan sendiri di Kota Cirebon. Siapa sultan Cirebon yang paling ternama?

Beliau adalah Pangeran Muhamad Haerudin yang merupakan putra mahkota Sultan Kanoman ke-IV. Karena ketidakpuasannya terhadap pemerintahan di Kasultanan Kanoman, akhirnya memprakarsai berdirinya Keraton Kacirebonan.

Pangeran Muhammad Hearudin merupakan raja yang cukup terkenal dari Cirebon.

Salah satu hal yang unik dan nyentrik dari keraton ini adalah agenda rutin setiap bulan dengan mengadakan gelar budaya Cirebon di alun-alun Keraton Kacirebonan.

Meski tidak begitu luas, yaitu hanya 2,5 Ha, banyak agenda yang dapat dilakukan pengunjung selama berwisata.

Pengunjung bisa belajar membatik dan membelinya, menyaksikan peninggalan zaman kuno seperti kitab, gamelan dan keris.

Selain itu wisatawan juga bisa melihat koleksi wayang dan benda bersejarah lainnya yang sampai saat ini masih tersimpan dengan rapi.

Keraton Kaprabonan

Unik dan nyentrik langsung terlihat dari keraton ke 4 ini. dengan luas hanya 1 KM saja menjadikannya sebagai destinasi wisata yang hanya membutuhkan sedikit waktu untuk mengelilinginya.

Keunikan lainnya terlihat dari gerbangnya yang tidak terlalu besar. perselisihan di Keraton Kanoman bukan hanya melahirkan keraton Kacirebonan, tetapi juga Kaprabonan.

Keberadaan keraton ini pernah dipertanyakan karena bentuk, ukuran dan fungsinya. Dibanding sebagai pusat pemerintahan, Kaprabonan lebih banyak berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama.

Sampai saat ini fungsi tersebut tetap terjaga. Di keraton ini terdapat langgar atau tempat beribadah yang dibangun sejak tahun 1707.

Setiap malam Jumat di keraton ini selalu digelar kegiatan keagamaan. Begitu juga sepanjang bulan Rajab dan Maulid. Sebagai pusat belajar agama, keraton ini tidak pernah sepi.

Pada tahun 2011, keberadaan keraton ini pernah menjadi polemic. Namun Pangeran Hempi menyampaikan bahwa Kaprabon tetap merupakan sebuah keraton, bukan hanya peguron atau tempat untuk berguru ilmu agama.

Silsilah Keraton Cirebon yang saat ini ada 4 dan saling berdekatan sebenarnya masih berkaitan.

Keraton Kasepuhan merupakan pusat atau sumber dari 3 keraton lainnya yang keberadaannya sampai saat ini masih terus dilestarikan.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Cirebon, berkeliling 4 keraton ini bisa memberikan pengalaman wisata sejarah yang sangat mengasyikkan.

Keberadaannya keraton-keraton tersebut bukan hanya sebagai saksi sejarah namun merupakan wahana untuk mengenal Cirebon masa lalu yang sampai saat ini masih dilestarikan.

Untuk menjawab rasa penasaran, apa saja keraton di Cirebon? bisa datang dan menyaksikan secara langsung.

Untuk masuk keraton-keraton ini tiket yang harus dibayar terbilang cukup murah. di Kacirebonan harganya Rp 10 ribu.

Sedang di Kanoman Rp 15 ribu. Di Kasepuhan, wisatawan harus membayar Rp 20 ribu. Dengan biaya yang terjangkau wisatawan bisa menyaksikan keunikan dari peninggalan sejarah ini.

malica ahmad
About the author

Hello, I am Malica Ahmad. Indonesian Blogger, Lifestyle and Travel Blogger, Writerpreneur, Ghostwriter, and exciting about SEO Content Writing. Send me message of offering job here malicaahmad13@gmail.com