Hola, Traveler
Apakah saat ini kamu ingin melakukan perjalanan Surabaya Jember Naik Kereta Api? Jika iya, artikel ini wajib kamu baca sampai habis ya. Karena saya akan bercerita bagaimana naik kereta Api Surabaya ke Jember saat pandemi dan tetap taat aturan Prokes.
Tepatnya hari Jumat, 18 Juni 2021 lalu, saya dan ketiga teman travel blogger mendapat undangan acara FunCamp di Jember. Waktu itu kami sempat bertanya-tanya, apakah kereta antar kota tetap melakukan tes genose? Sementara perjalanan hanya berlangsung 5 jam saja.
Beberapa kali saya browsing di internet, saya tidak menemukan aturan baru terkait Prokes naik kereta api antar kota di daerah Jawa Timur, khususnya Surabaya-Jember.
Saya pun bertanya ke beberapa teman yang tinggal di Surabaya. Dan rata-rata mereka menjawab kurang tahu. Ada juga yang bilang sepertinya tanpa genose. Tetapi karena saya merasa ragu, akhirnya selepas makan rujak cingur di depan Kapal Selam Surabaya, sekitar pukul 13.00 saya mengajak teman travel blogger dari Jakarta yang singgah di Lifestyle Hotel Surabaya, yakni Mas Achi dan Uda Endo untuk merapat ke stasiun segera.
Saya pun menghubungi Mbak Nunik, travel blogger juga yang saat itu sedang terpisah dengan kami lantaran ada meeting bersama rekan kerjanya.
Tak lama kami pun menyusuri jalanan kota Surabaya yang cukup terik waktu itu. Dengan napas tersengal-sengal karena agak keberatan membawa perlengkapan yang ada di ransel, saya pun berinisiatif bertanya kepada salah satu satpam yang ada di stasiun.
“Pak, kira-kira ke Jember pakai tes genose nggak ya?”
Si bapak tidak langsung menjawab atau mengiyakan. Tetapi beliau mengarahkan saya untuk bertanya di bagian pembelian karcis. Tanpa banyak bicara atau kepoin di bapak, saya mengajak Uda Endo ke tempat pembelian karcis, sementara Mas Achi menunggu di ruang tunggu. Dan mbak Nunik masih sibuk dengan dirinya sendiri di perjalanan. Hahaha
Kali ini saya bisa berjalan lincah dan cepat karena tas bawaan dihandle Mas Achi. Saya pun semangat bertanya kepada Mbak cantik yang jagain karcis siang itu.
“Mbak, mau ke Jember pakai Genose ngga?”
“Pakai kereta apa kalau boleh tahu?” tanyanya tanpa basa-basi.
“Sri Tanjung, Mbak,” jawab saya singkat.
“Oh, mbaknya masuk ke ruang tunggu di sebelah sana ya. Bilang sama penjaga di depan pintu itu kalau mbak mau tes genose.”
Jari lentiknya menunjuk sosok lelaki gagah berpakaian biru navi yang sedang menjaga jalan masuk ke stasiun bagian dalam.
Saya dan Uda Endo pun lari-larian kecil ke arah Mas Achi, lalu mengajaknya menuju ruangan tes genose. Sempat terjadi perdebatan kecil antara kami bertiga. Uda Endo dan saya lebih memilih tes genose terlebih dahulu sebelum berangkat. Sementara Mas Achi menolak karena melihat waktu sudah menunjukkan pukul 13.20 WIB. Jika kami melakukan tes genose kemungkinan naik kereta akan terlambat.
Duh, gimana nih? Saya membatin dalam hati. Kebingungan saya terlihat jelas dari wajah saya yang panik dan sedikit takut.
Lalu Uda Endo meyakinkan,”Nggak apa-apa kita tes saja mbak. InsyaAllah nggak telat.”
“Bismillah, ya, kita tes. Kamu urus Mas Achi di sana.”
Kami berdua melengkapi data-data administrasi untuk tes genose. Lalu saya menuju antrean bersama dengan banyak orang. Sementara Uda Endo meyakinkan Mas Achi jika kereta kami akan berangkat tepat waktu.
Tetapi kepanikan belum selesai karena Mbak Nunik belum juga sampai di stasiun. Sementara waktu terus berjalan. Akhirnya jiwa-jiwa multitasking saya pun keluar. Sambil mengantre karcis untuk tes genose, tangan kiri saya telpon Mbak Nunik.
“Dimana? Kita mau tes genose nih. Buruan, Mbak.”
“Aku udah di depan stasiun. Kalian di mana?”
“Masuk mbak buruan. Kita udah antre tes nih.”
Perdebatan tanya di mana, kamu di mana tak kunjung selesai. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mematikan telpon dan fokus pada pembelian karcis tes genose. Namun saya tidak melupakan mbak Nunik yang sedang kebingungan. Mintalah bantuan ke Mas Achi untuk menghubungi Mbak Nunik kembali. Gimana kelanjutannya? Tenang. Kerempongan kami belum berakhir. Hahaha
Tata Cara Tes Genose di Stasiun Gubeng Tujuan Surabaya-Jember Menggunakan Kereta Api Sri Tanjung
Untuk melakukan tes genose di stasiun Gubeng, pertama-tama kami harus mengantre di bagian pengisian data, yakni nama, nomor KTP, dan usia. Setelah administrasi sudah lengkap, kamu pun akan diarahkan petugas untuk melakukan pembayaran di bagian pembayaran karcis genose.
Di sini kami harus siap mengantre ya. Dan antriannya pun lumayan panjang. Nah, untuk administrasi tes genose, kamu cukup membayar sebesar Rp. 30.000 saja per orang. Lalu, kami pun akan diminta antre kembali untuk proses tes genose-nya.
Karena kami datang ke stasiunnya telat, ada pak satpam yang berbaik hati menginfokan bagi para penumpang yang akan naik kereta Sri Tanjung tujuan Surabaya-Jember didahulukan. Di situ saya sontak mengelus dada dan mengucap syukur Alhamdulillah, ternyata kami tidak telat naik kereta. Tetapi kepanikan muncul kembali karena Mbak Nunik belum datang juga.
“Telpon lagi dong Mas!” Perintah saya pada Mas Achi.
Mas Achi sibuk menelepon Mbak Nunik, saya dan Uda Endo sibuk meniup balon (wadah penyimpanan sampel pengambilan napas) yang berwarna putih agak keruh. Dan tak lama, akhirnya Mbak Nunik pun datang mendekati kami sambil berlari hingga nampak napasnya agak ngos-ngosan.
Dalam hati pengen tertawa, tetapi juga panik dan bingung. Ah, pokoknya perjalanan yang mengharu biru.
Oh ya, sebelum melakukan tes juga ada syarat yang harus dipatuhi oleh calon penumpang, seperti:
1. Calon penumpang harus dalam keadaan sehat
2. Calon penumpang harus sudah memiliki tiket kereta api antar kota
3. Selama 30 menit sebelum pengambilan sampel napas, calon penumpang dilarang merokok, makan dan minum kecuali air mineral.
Cara Pemeriksaan Genose Test
Perlu diketahui, pemeriksaan genose dilakukan pengambilan sampel napas hanya sebanyak 1 kali tanpa pengulangan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Mengambil napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut sebanyak 3 kali.
2. Sebanyak 2 kali di awal, ambil napas dan buang di dalam masker
3. Saat pengambilan napas ketiga, langsung hembuskan ke dalam kantong hingga penuh.
4. Kunci kantong agar udara di dalamnya tidak keluar
5. Serahkan kepada petugas untuk dianalisis dengan alat genose
6. Hasil genose akan keluar dalam waktu sekitar 3 menit
Keseruan Naik Kereta Api Sri Tanjung
Yeay, akhirnya tragedi sport jantungnya telah usai. Kami berempat pun siap berangkat ke Jember menggunakan kereta api Sri Tanjung.
Budget untuk kereta api Sri Tanjung jurusan Surabaya dan terakhir di Banyuwangi, adalah per tiket cukup membayar sebesar Rp. 88.000 saja.
Nggak nyangka, loh, ternyata kereta api ini sangat nyaman. Kami yang tadinya ngos-ngosan sekaligus sedikit gerah. Akhirnya hawa segar kami dapatkan di dalam kereta Sri Tanjung ini.
Pelayanan ramah, ruangan bersih dan ber-AC, ada kamar mandi yang cukup bersih, serta jaga jarak. Kami berempat sempat mengabadikan foto narsis di sini. Ya, itung-itung buat kenangan, kan? Hehehe
Karena hawa dingin yang cukup menyegarkan di dalam kereta, kami berempat pun memilih bekerja sambil jalan-jalan. Sempat berbincang sebentar walau hanya sekadar melepas lelah. Tetapi setelahnya, kami pun mulai mengecek pekerjaan lewat online di smartphone masing-masing.
Selama yang lain kerja online, saya bersantai sejenak sambil menikmati kopi aren dari Mbak Ratna Hadi. Sumpah, kopi aren hasil racikan Mbak Ratna ini enak banget. Saya ketagihan, lho.
Rasa arennya nendang di lidah tanpa menghilangkan aroma khas kopi itu sendiri. Nggak ada rasa pahit berlebihan, justru manisnya pas banget.
Meskipun sudah beberapa jam keluar dari freezer, kopi aren cerita kita ini tetap enak dan segar. Saya masih bisa menikmati dinginnya kopi beradu dengan hawa dingin AC di kereta api yang cukup bikin suasana hati jadi membaik.
Kalau ada yang penasaran gimana rasa kopi aren yang saya minum di bawah ini, kamu bisa kepoin Instagram Ratna Hadi di sini.
Hawa dingin menyeruak. Tanpa terasa perut kami pun sudah memberontak, tabuhan gendang berbunyi “Lapar woy, ayo makan” pun seolah ingin segera dilampiaskan.
Nah, karena kami berempat saat traveling suka yang praktis sekaligus pemuja mie instan, nggak pakai lama buat memutuskan untuk mengganjal perut dengan menyantap satu cup pop mie saja. Untuk harga bisa dibilang standar makanan di kereta api, yakni dibanderol seharga Rp. 15.000 saja.
Akhirnya, Perjalanan Surabaya Jember Berakhir di Stasiun Jember
Setelah perut kenyang, seperti biasa di mana rasa ngantuk mulai mendera kami berempat. Sayangnya, kami tak sempat menyandarkan kepala sejenak di bangku kereta, sebab ada suara peringatan sebentar lagi kami akan sampai di stasiun Jember.
Tepat pukul 18.00 WIB kami sampai di stasiun Jember kota. Alhamdulillah, akhirnya perjalanan kami pun sudah setengah jalan. Besoknya, kami siap mengikuti acara FunCamp Jember dalam keadaan sehat serta hati yang gembira.
Eh, tapi ada yang lucu, saya baru sadar ternyata tiket kereta yang saya pesan di Traveloka secara online, tujuan akhirnya bukanlah kota Jember, melainkan Banyuwangi. Hahaha
Konyol banget sih perjalanan kali ini?
Tapi nggak apa-apa. Setidaknya kekonyolan ini bisa saya ceritakan ke anak-anak kelak. Atau para pembaca yang lagi suntuk dan butuh hiburan bisa banget mampir di tulisan saya kali ini berjudul Keseruan Perjalanan Surabaya Jember Naik Kereta Api Sri Tanjung Saat Pandemi
Yeay, terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya, ya. Tunggu deh keseruan lainnya di mywordsjourney.com!
loh kalian duduk di kereta tuh nggak jejer?