Pesona wisata kabupaten Semarang – Tahun 2019, adalah tahun pertama di mana saya melakukan perjalanan ke luar kota tanpa membawa anak-anak.
Sebenarnya, kepergian saya ke sebuah kota saat itu bukan untuk tujuan traveling, melainkan untuk meliput sebuah wisata yang berada di salah satu kabupaten Semarang, yaitu River Walk Boja.
Tapi apa daya, justru sebelum sampai ke tempat wisata tujuan, saya malah terpesona dengan bangunan sejarah yang memberikan aura khas, Lawang Sewu.
Setibanya di Terminal Semarang, sembari menunggu kedatangan teman blogger lainnya, saya sengaja berkeliling terlebih dahulu. Sontak terpikir untuk eksplor wisata Semarang terdekat.
Dan ternyata, obyek wisata Lawang Sewu lah yang berhasil menghipnotis saya dengan daya tariknya yang magis.
Tiba di pintu gerbang Lawang Sewu, saya disambut oleh gemuruh kesunyian dan aura misterius.
Sekalipun ada penjaga yang menyambut dengan ramah, namun khas bangunan lama begitu terasa.
Seolah-olah saya bisa merasakan sejarah yang tersembunyi di dalamnya. Ruangan-ruangan dengan pintu dan jendela yang terbuka lebar memberikan kesan menakjubkan pada pandangan pertama.
Saya pun melanjutkan dengan berjalan pelan menuju ruangan yang menjadi ikonik di Lawang Sewu, yakni ruangan bawah tanah yang dulu digunakan sebagai penjara.
Baca juga: Makanan Khas Semarang Murah dan Bikin Kangen
Sontak, rasa ingin tahu dan ketertarikan kuat terhadap sejarah membuat saya ingin lebih dalam mengeksplor ruangan itu.
Menggali Jejak Sejarah Gedung Lawang Sewu
Menurut istilah orang Jawa, “lawang” bermakna pintu, dan “sewu” berarti seribu. Sehingga Lawang Sewu diartikan “Seribu pintu.”
Namun, tahukah, sekalipun dinamakan Lawang Sewu, tetapi beberapa sumber artikel yang saya baca menjelaskan, bahwasanya Lawang Sewu ini memiliki 928 pintu. Jadi, masih kurang 72 pintu. Meski begitu, tidak memudarkan julukan nama Lawang Sewu karena di balik itu, ada sejarah yang perlu digali.
Terletak di jantung kota Semarang, tepatnya di Jl. Pemuda, dulunya Lawang Sewu merupakan kantor administrasi kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m² dan dirancang oleh para arsitek profesional yang berbeda-beda.
Karena sebagai kantor administrasi kereta api Belanda, jika kalian jeli saat datang ke sini, ternyata antara gedung satu dengan lainnya saling terhubung layaknya gerbong kereta api.
Konon, pembangunan gedung kantor yang saling berhubungan satu sama lain, dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi orang Belanda. Cukup menarik untuk dikulik, bukan?
Mari kita telusuri dari Gedung pertama yang dibangun, yaitu gedung C yang difungsikan sebagai kantor percetakan karcis kereta api pada tahun 1900, yang didesign oleh seorang arsitek asal Belanda Ir. P. de Rieu.
Lalu, tak lama setelah Ir. P. de Rieu meninggal, dilanjutkan oleh Prof. J. Klinkhamer dan B. J. Oundag yang fokus pada pembangunan gedung A. Saat itu, gedung A difungsikan sebagai kantor utama NIS. Dibangun dimulai pada Februari 1904, dan selesai Juli 1907.
Tak lama, kantor kereta api Belanda pun semakin berkembang, hingga muncullah beberapa gedung pendukung lainnya yang dibangun pada tahun 1916 – 1918.
Menakjubkannya, gedung-gedung pendukung tersebut didesign oleh tiga arsitek berbeda, yaitu Prof. J. Klinkhamer, B. J. Oundag dan Thomas Karsten, arsitek termuda sekaligus terakhir yang mendesign Gedung Lawang Sewu.
Selain jejak sejarah di atas, yang perlu diketahui bahwa Lawang Sewu juga sebagai saksi bisu peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada tahun 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang. Persis, tahun di mana Indonesia telah merdeka.
Menyingkap Kecerdasan Arsitektur Kolonial yang Tak Lekang Oleh Waktu
Tak sekadar bangunan kuno era kolonial yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Gaya arsitektur cerdas khas kolonial masih bertahan dan tidak tergerus perkembangan zaman. Bahkan bisa dibilang seni arsitekturnya menarik dengan gaya Eropa.
Seperti pada pilar-pilar yang menyangga gedung Lawang Sewu, di bagian sisi dilapisi keramik yang melengkung. Sementara desain atapnya menyerupai perahu terbalik. Jadi tak heran jika proses pembangunan Lawang Sewu ini membutuhkan waktu cukup lama.
Semakin ke dalam saya menelusuri Lawang Sewu, semakin saya berdecak kagum. Di lantai dua tampak jendela kaca warna-warni.
Konon kaca itu disebut kaca patri yang sejatinya bukan sekadar kaca biasa. Kaca tersebut langsung di datangkan dari Belanda menuju Semarang.
Kemudian lukisan yang menghiasi kaca tersebut menggambarkan filosofi pembuatan gedung Lawang Sewu sejak awal.
Ada tiga jajar kaca yang menggambarkan kisah cerita berbeda-beda. Entah bagaimana seniman bernama Johannes Louresa membuat pada masa itu.
Namun bagi saya, ukiran ini lebih dari kata istimewa. Di bagian sebelah kiri terdapat gambar dedaunan, yang menggambarkan tentang pulau Jawa yang terkenal akan kemakmuran tanahnya serta keindahan alam.
Sedangkan bagian tengah kaca patri sebagai gambaran tentang keadaan kota Semarang dan Batavia pada masa itu. di mana kedua kota tersebut merupakan pelabuhan terbesar yang kerap dijadikan urusan maritime bagi kepentingan Belanda.
Nah, belum juga puas memandangi bentuk lukisan yang menakjubkan. Saya pun dibuat kagum oleh lukisan dua perempuan di kaca patri.
Konon, dua perempuan yang dimaksud adalah Dewi fortuna yang terkenal sebagai Dewi keberuntungan. Sedangkan lukisan berbaju biru dengan membawa gentong di tangan adalah Dewi Venus atau dewi kecantikan atau cinta kasih. Dimana kedua lukisan tersebut diyakini memiliki makna tentang Belanda yang seharusnya mendapatkan kejayaan.
Setelah menilik sejarah dari Lawang Sewu yang cukup mendalam, mulai dari membaca beberapa artikel, juga wawancara langsung dengan penjaga di sana, hingga akhirnya saya mulai kepo dengan destinasi kota Semarang lainnya.
Mendengar kota Semarang disebut, seolah hati saya dipenuhi dengan kehangatan dan rindu yang mendalam terhadap keajaiban sejarah dan warisan budaya Indonesia.
Sejak itu, saya pun berjanji, suatu hari nanti saya akan kembali lagi ke sini. Menjelajahi pesona wisata kabupaten Semarang bersama anak-anak. Dan, inilah tempat wisata yang menjadi wishlist kami nantinya.
Baca juga: Little Netherlands, Kota Lama Semarang Punya 9 Spot Kece
Wishlist Tempat Wisata Kota Semarang
Bukan rahasia umum ketika ingin berkunjung ke sebuah tempat wisata, maka kita harus melakukan riset terlebih dahulu. Mulai dari lokasi, biaya yang dihabiskan saat berwisata, hingga daya tarik wisata apa saja yang bisa dinikmati.
Beruntungnya, di kota Semarang memiliki aplikasi APIKS. Aplikasi Pariwisata terintegrasi kabupaten Semarang. Jadi, nggak perlu bingung lagi jika ke Semarang mau singgah di mana.
Lewat aplikasi APIKS ini, kita bisa tahu banyak info tempat-tempat wisata, mulai dari wisata edukasi, budaya,alam, sejarah, hingga obyek wisata anti mainstream sekalipun.
Menariknya, di aplikasi tersebut pun tersedia informasi tentang hotel, rekomendasi kuliner, juga paket travel. Enak banget, bukan?
Nah, kira-kira, wishlist wisata mana saja di kota Semarang yang ingin aku kunjungi?
Menjelajah Jejak Abadi, Memori Candi Gedong Songo Semarang
Bagi saya, berbicara soal sejarah masa lalu itu selalu menarik. Seperti halnya ketika saya tahu kisah sejarah di balik Candi Gedong Songo Semarang.
Memang saya belum menjejak di sana, tapi lewat cerita tersebut, saya bisa mengenang memori Candi Gedong Songo di masa silam yang penuh dengan sejarah.
Dilihat dari arsitekturnya, Candi Gedong Songo menunjukkan percampuran budaya India dan Jawa. Disebutkan juga sebagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8.
Dibangun berderet dari bawah hingga puncak perbukitan di lereng gunung Ungaran, maka disebutlah Candi Gedong Songo ini sebagai peninggalan budaya Hindu.
Pasalnya, di zaman dulu, gunung dipercaya sebagai tempat persembahan kepada roh nenek moyang. Tradisi ini acapkali dilakukan oleh masyarakat lokal pra Hindu.
Selain sebagai tempat persembahan, adanya arca Siwa Mahakala, Siwa Mahaguru, dan Ganesha menjadi bukti bahwa Candi Gedong Songo digunakan sebagai tempat pemujaan terhadap dewa.
Bukti lain yang memperkuat Candi ini adalah peninggalan budaya Hindu nampak dari ciri-ciri bentuk bangunan yang lebih ramping, seperti segi empat dan tidak terlalu lebar.
Selain itu, menurut buku berjudul Candi Nusantara karya Garnisia Lestari, ornamen arca dan arsitektural dengan puncaknya berbentuk meruncing memiliki kemiripan dengan Candi Dieng, yang mana juga merupakan peninggalan Hindu.
Tanda lain yang menguatkan Candi Gedong Songo sebagai Candi Hindu, adalah adanya lingga dan Yoni.
Lingga seringkali digambarkan dalam wujud an-iconic dewa Siwa dan sakti-nya banyak dijumpai di garbhagreha candi untuk pemujaan Siwa. Namun, dikutip dari kemendikbud.go.id energi kekuatan Siwa tersebut akan berfungsi apabila disatukan dengan energi shakti, yang disimbolkan dalam wujud yoni, untuk memberikan kekuatan bagi energi penciptaan tersebut.
Oleh karenanya, penyatuan antara lingga sebagai organ maskulin dengan yoni yang merupakan simbol organ feminin akan menghasilkan energi penciptaan, yang merupakan dasar dari semua penciptaan.
Candi Gedong Songo ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804, kemudian penemuan tersebut pun ditulis di dalam bukunya yang berjudul “The History of Java”.
Jika mengacu pada namanya, Candi Gedong Songo memiliki bangunan candi berjumlah sembilan. Akan tetapi, menurut sumber yang saya kutip dari kemendikbud.go.id, Candi Gedong Songo ditemukan lima bangunan untuk Candi utama. Sementara keempat Candi lainnya ke mana, ini masih menjadi misteri.
Bahkan terdapat mitos, apabila ada pengunjung yang melihat candi kesembilan tersebut, maka tidak akan memiliki umur panjang. Terlepas dari benar dan tidaknya, mitos ini masih dipercaya hingga kini.
Selain mitos di atas, ada juga legenda yang dipercaya bahwa Candi Gedong Songo erat dengan kisah pewayangan antara Hanoman dan Dasamuka alias Rahwana yang saat itu bertengkar hebat karena memperebutkan Dewi Sinta.
Jujur, dari legenda ataupun mitos di atas, saya jadi lebih peka dengan sejarah masa lalu yang begitu kental. Inilah yang menjadi alasan kenapa saya memasukan candi ini di urutan pertama sebagai wishlist tempat wisata Semarang yang ingin dikunjungi nanti.
Dari cerita beberapa teman pun yang pernah ke sana, selain suasana tradisional masih sangat melekat, pemandangan alamnya juga tak kalah menakjubkan. Ini dikarenakan Candi Gedong Song berdiri gagah di ketinggian 1.200 mdpl, tak heran jika pemandangan dari atas terlihat sangat eksotis.
Menariknya, berwisata ke candi tersebut tidak cuma menikmati kemegahan akan bangunan masa lalu saja. Ada beberapa aktivitas menarik yang bisa dilakukan, seperti berkuda, berendam di air panas, napak tilas, hingga camping seru, lho.
Nah, untuk jam berkunjung ke destinasi wisata Candi Gedong Songo ini, adalah pukul 07.00 sampai 17.00 sore ya. Tapi apabila kamu ingin berburu keindahan sunset, sangat disarankan untuk datang pukul 03.00 pagi dan pastikan cuaca tidak sedang diguyur hujan.
Oh ya, yang paling penting untuk disiapkan lagi adalah, siapkan perbekalan dan fisik prima. Karena lokasinya berada di lereng gunung Ungaran, nantinya kamu harus treking sekitar 15-30 menit untuk mencapai pintu Gerbang Candi sehingga cukup menguras tenaga. Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup, ya.
Membenamkan Jiwa dalam Pesona Wisata Eling Bening
Kenapa memilih wisata Eling Bening sebagai Wishlist wisata yang harus dikunjungi?
Pasalnya, jika ingin menenangkan jiwa, maka berkunjunglah ke Eling Bening.Obyek wisata ini mampu menyuguhkan paket wisata alam yang menghipnotis seperti berada di dunia lain.
Katanya, walau datang ke sini hanya untuk menikmati secangkir kopi saja, kita bisa menenggelamkan pahitnya perjalanan kehidupan. Hehehe… Kok bisa?
Memang Eling Bening merupakan wisata alam yang menyuguhkan panorama pegunungan, hamparan bukit terbentang luas, sekaligus hawanya yang sejuk cocok menjadi tempat healing untuk sejenak mangkir dari hingar bingar kebisingan kota atau padatnya deadline kerjaan.
Memiliki luas sekitar 10 hektar dengan mengusung konsep wisata alam keluarga, cukup banyak daya tarik yang bisa dinikmati pengunjungnya, seperti memandangi telaga rawa pening dari atas ketinggian yang begitu indah, kulineran di alam terbuka dengan view Rawa Pening memukau, spot foto instagrammable, playground, camping, serta infinity poll yang menyegarkan.
Selain itu, ada juga Bahtera Naga yang menjadi ikonik dari wisata Eling Bening ini. Dinyatakan sebagai ikonik karena di tempat inilah para pengunjung bisa mendapatkan spot terbaik dari ketinggian yang berlatarkan delapan gunung.
Sementara untuk nama Bahtera Naga yang disematkan tersebut, sejatinya adalah perpaduan dari cerita legenda Rawa Pening.
Naga tersebut diibaratkan sebagai repesentasi Baru Klinting. Sementara geladak bahtera, diilhami dari bentuk lesung nenek tua yang menolong Baru Klinting.
Sementara untuk asal usul nama Eling Bening, diambil dari kisah legenda antara Putri Bening dan Sanggara yang cintanya tidak direstui orang tua Putri Bening.
Sebabnya orang tua Putri Bening, Raja Pramudaka dan Ratu Candaka menjodohkan Putri Bening dengan Pangeran Brahmana dari Kerajaan Bawen.
Sayangnya, Putri Bening menolak. Dia melarikan diri dengan Sanggara ke sebuah tempat di ketinggian. Tepatnya, di puncak bukit.Sejauh mata memandang nampak pegunungan nan cantik.
Di area bawah, terbentang rawa nan luas dengan sawah-sawah di sekelilingnya. Rawa Pening namanya.
Karena melarikan diri, Raja Pramudaka pun murka terhadap Putri Bening. Hingga kemudian mengirim pasukan untuk menangkap Sanggara dan membawa Putri Bening kembali ke kerajaan.
Tragedi menyedihkan terjadi. Saat prajurit bermaksud menyerang Sanggara, Putri Bening berusaha melindunginya. Hingga akhirnya, pedang tajam prajurit menancap di perut sang putri yang menyebabkannya meninggal seketika.
Raja dan ratu menyesal, sekaligus bersedih melihat putrinya tiada. Tapi anasi sudah menjadi bubur. Putri Bening pun tidak akan kembali.
Sementara Sanggara, meratapi nasibnya dari atas bukit. Dia terus menerus mengucap, ‘Aku eling Bening’, artinya “Aku ingat Bening”. Hingga tersebutlah tempat tersebut dengan nama Eling Bening.
Oh ya, untuk berkunjung ke sini, jangan lupa perhatikan jam bukanya juga. Jam buka Eling Bening adalah pukul 07.00 setiap harinya.Namun, pada hari biasa Eling Bening tutup pukul 18.30, sementara pada akhir pekan tutup pukul 16.00.
Dan perlu diperhatikan, dari pengalaman teman yang berkunjung ke sini membawa anak, sebaiknya nikmati wisata di alam Eling Bening ini dengan penuh kehati-hatian. Sebab, medannya nggak datar. Agak curam gitu.
Tapi, tak perlu khawatir, kamu bisa juga sewa pemandu wisata di sana agar liburanmu lebih aman tanpa kendala.
Baca juga: Ada Wisata Apa Saja di Simpang Lima Semarang?
Pesona Bunga-bunga Melebur dengan Alam di Taman Bunga Celosia Bendungan
Apa indahnya berkunjung ke obyek wisata Taman Bunga Celosia Bendungan?
Karena wishlist traveling yang saya rencanakan adalah liburan bareng anak, maka Taman Bunga Celosia adalah destinasi yang tepat.
Pasalnya, Taman Bunga Celosia yang didirikan oleh seorang pelopor muda pertanian tahun 2017, ini dibangun dengan konsep taman bunga kekinian.
Maka tak heran, jika banyak pengunjung yang mengibaratkan berfoto di tempat ini layaknya berada di Little Italia, Little Korea, Dermaga Putih, Taman Bunga, maupun White Marine Park.
Di kawasan taman bunga ini jugalah, kamu bisa menemukan Miniatur Landmark dari berbagai negara di dunia, seperti miniatur menara Eiffel yang ikonik di Prancis, Patung Merlion Singapura dilengkapi dengan air mancurnya. Ada juga kincir angin berhias bunga berwarna-warni seperti yang ada di Belanda. Tak ketinggalan, terdapat miniatur landmark Face Head dari Pulau Paskah dan miniatur Stonehenge dari Inggris juga, lho.
Wow, menakjubkan banget kan?
Justru saya membayangkan, jika datang ke sini, putri bungsu saya pasti akan senang. Dia bisa bermain bebas di tengah bunga-bunga yang mekar indah yang melebur dengan alam.
Yang paling menakjubkan, Taman Bunga Celosia yang berlokasi sekitar 0,5 Km yang tidak jauh dari Candi Gedong Songo, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang ini cocok dijadikan wisata edukasi untuk anak-anak.
Terdapat ratusan jenis bunga yang bisa dikenalkan pada anak-anak, seperti bunga hebras, lavender, diantus, gerbera, krisan dan banyak lagi.
Hanya membayangkan saja, rasanya sekali. Gimana kalau saya dan anak-anak datang ke sana beneran? Tentu saya akan senang sekali karena bisa memberi kenangan indah padanya.
Tak hanya itu saja, ada beberapa daya tarik lainnya yang cukup menakjubkan dari salah satu wisata di kota Semarang ini.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, jika wisata taman bunga Celosia serupa dengan little Korea. Jadi di sini pengunjung bisa menyewa hanbok sebagai properti berfoto. Selain itu ada juga wahana kolam renang, ontang-anting, trampoline, bom-bom car, mini trail, go cart, golf car, dan taman kelinci yang bisa dicoba.
Nah, untuk jam berkunjung ke wisata Taman Bunga Celosia adalah setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Tapi sangat disarankan untuk datang ketika hari masih pagi. Selain belum terlalu panas, taman ini juga masih belum dipenuhi dengan banyak orang.
Berapa Budget Jelajah Wisata Semarang?
Nah, setelah tahu wisata Semarang mana saja yang harus dikunjungi, kini saatnya menghitung budget yang dikeluarkan. Kenapa harus dianggarkan?
Sudah jelas, alasannya adalah supaya liburan tidak kekurangan dana, pun setelah pulang dari healing keuangan tidak boncos. Mari kita hitung, kira-kira habis berapa sih?
Budget Wisata ke Candi Gedong Songo
- Tiket grab dari rumah ke stasiun Cirebon Rp45.000
- Tiket kereta 3 orang dari Cirebon- Semarang budget ekonomis Rp130.000 x 3= 390.000
- Harga hotel terdekat di kawasan Candi Gedong Songo budget Rp200.000/hari
- Tiket masuk ke Candi Gedong Songo Rp15.000/hari biasa dan Rp30.000/libur nasional. Maka jika saya datang bersama anak-anak di hari libur, maka dana yang dikeluarkan sebesar Rp90.000
- Biaya makan di area Candi Gedong Songo kisaran Rp150.000 per hari untuk 3 orang
Budget Wisata ke Eling Bening
- Masih menginap di hotel yang sama, jadi budget yang dikeluarkan masih kisaran Rp200.000
- Makan malam hemat cari penyetan saja, kisaran biaya Rp100.000/3 orang
- Tiket masuk Eling Bening Rp.20.000 (weekday) dan Rp.25.000 (weekend). Karena saya datangnya pas weekend, maka untuk budget tiga orang akan habis Rp75.000
- Budget makan siang di area kuliner Eling Bening Rp200.000
Budget Wisata Alam Taman Bunga Celosia Bandungan
- Masih menginap di hotel ala backpacker, jadi budget yang harus dikeluarkan adalah Rp200.000
- Harga tiket masuk Taman Bunga Celosia mulai dari Rp25000(weekdays) dan Rp30.000(Weekend). Nah, saya pergi di hari weekend, maka budget untuk 3 orang adalah Rp90.000
- Budget makan siang dan lain-lain, saya anggarkan Rp250.000 saja
Nah, jadi kalau ditotalkan budget perjalanan menikmati pesona wisata kota Semarang, yakni Candi Gedong Songo, Eling Bening, dan Taman Bunga Wisata Celosia, maka harus disiapkan dana Rp1.990.000 selama 3 hari. Gimana, cukup terjangkau untuk biaya liburan bareng keluarga bukan?
Tapi saya sarankan, siapkan dana lain-lain sebagai cadangan dana darurat. Biasanya, ketika liburan dengan membawa anak-anak seringnya mereka banyak keinginan. Sehingga jangan sampai kita tidak bisa memenuhinya atau paling parahnya, kita kehabisan dana saat liburan, ya.
Sekalipun Kota Semarang bukan termasuk kota besar, tapi apapun yang kamu cari ketika berwisata ke Semarang, pasti semua ada. Mulai dari kemudahan transportasi, kuliner beragam, banyak kawasan industri, dan tak lupa destinasi wisatanya juga lengkap, mulai dari wisata edukasi, budaya, sejarah, alam, maupun yang ekstrim kekinian pun ada, lho.
Sangat cocok dengan julukannya yang diberikan oleh Kolonial Belanda di masa silam, yaitu Venetia van Java atau Venesia dari Jawa. Venesia merupakan kota populer di Italia yang memiliki banyak kanal.
Jadi, tunggu apalagi, yuk, jelajah pesona wisata kabupaten Semarang segera. Jangan lupa buat budget liburan terbaik, ya.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang“
Referensi Artikel:
Wah iya
Semarang adalah salah satu destinasi wisata Indonesia yang wajib dikunjungi ya mbak
Aku baru jelajah kota tua aja pas disini
Semoga next bisa ke semarang lagi
Semarang ini menyimpaybanyak kenangan bagi saya. Waktu hamil tujuh bulan saya pernah ke lawang Sewu DNA masuk ke lorong bawah tanah. Ya, melihat langsung bekas penjara bawah tanah yang lebarnya sekitar satu meter ke satu meter aja. Pakai sepatu bot karena saat itu kan sekaligus jadi aliran sungai. Seru deh
Orang mengkhawatirkan saya karena saat itu sedang hamil. Tapi Alhamdulillah baik baik saja.
Semarang memang selalu bikin kangen….
Memang banyak destinasi wisata kabupaten Semarang yang keren. Beberapa di antaranya sudah pernah saya kunjungi dan memang secantik itu. Eling Bening, Gedong Songo, dan Celosia.
Mbak Malica memang nggak diragukan kalau mereview travelling. Saya sudah beberapa kali membaca reviewnya. Tulisannya oke, foto pun keren.
Pada kereeen kereen destinasi wisatanya euy! Ngga kalah sama Jogja yang hype abiss hihi.
aku sendiri blm pernah ke Semarang sih, dulu cuma mampir untuk istirahat aja, jadi blm sempet explore. Lengkap bangett mbaa ulasannya
Aku mauuu. Aku ngulik Semarang tuh hampir 10 tahun lalu, selebihnya cuma lewat pinggir kotanya saja karena melintas tol Trans Jawa saat mudik ke Kediri dari Jakarta. Nah, Lawang Sewu dan Candi gedong Songo sudah, Eling Bening dan Taman Celosia belum pernah. Maulah keliling Semarang lagi, apalagi kini sudah ada aplikasi APIKS. Aplikasi Pariwisata terintegrasi kabupaten Semarang. Jadi, nggak perlu bingung lagi jika ke Semarang mau singgah di mana. Cus, ku siapkan dulu bujetnya
Iya…makin kece dan berkembang terus nih Semarang. Udah pernah ke Kota Lama Semarang. Rawa Pening dan Stasiun Ambarawa udah. Tapi Candi Gedong Songo dan sekitarnya belum nih. Banyak yang baru-baru nih…Yuk ah…gaskeun…
Wowo, menakjubkan Mbak. Saya jadi punya gambaran Lawang Sewu itu seperti apa. Jujur belum pernah jalan-jalan liburan ke Semarang, dulu hanya ke balai diklat semarang aja dan langsung pulang, haduh. Ternyata tempat wisatanya keren-keren yaa.
Awal bulan lalu aku ke Semarang juga, asalnya mau keliling kota lama aja karena malemnya lanjutin perjalanan lagi. Tapi tetiba pengen ke Lawang Sewu juga karena masih cukup waktu. Waktu itu karena lagi long weekend jadi suasana di Lawang Sewu penuuuh banget, bahkan di jendela yang warna-warni itu ngantri orang mau foto, hehe..
Wah saya belum mengeksplore Semarang nih, terima kasih referensinya lo mbak, bisa nih jadi wishlist lokasi berikutnya untuk berlibur
Bagus ya Semarang
Aku belum pernah ke Semaraaangggg. Lihat artikel ini jadi tambah ingin ih, apalagi lihat Lawang Sewu yang iconic. Otw catat nih tempat wisata yang mbak rekomendasiin buat masuk list!
kok ternyata menariikk bangettt
kapan2 aku mau kuajak kluarga k siniiii
pastinya seru pol
Wah, baru tahu ada aplikasi yang khusus untuk mencari tahu tentang aneka pariwisata di semarang. Lihat-lihat foto lawang sewu Mbak, terbayang bangunan khas belanda yang kokoh dan tebal ditambah lagi ruanh bawah tanah yang jadi penjara masa lalu. Duh, misterius sekaligus seram juga ya Mbak.
Semarang memiliki daya tarik tersendiri. Saya juga penasaran dengan yang namanya Lawang Sewu.. ternyata dalam juga ya sejarahnya.. baru tahu. Banyak lagi referensi lainnya ya di Semarang . Semoga bisa keliling Semarang pas pulang ke tempat mertua
Saya udah beberapa kali ke Lawang Sewu. Memang ada beberapa bagian bangunan yang menurut saya “suwung” apa ya istilahnya kayak auranya gelap. Selain itu asyik-asyik aja kok, nggak bosen ke sana kalau ke Semarang
Baruu beberapa hari yang lalu kami liburan ke Semarang.
Tapi belum kenal sama aplikasi APIKS. Abis ini instal, mudah-mudahan pas mudik ke Surabaya, bisa mampir dan main lagi di Semarang.
Jadi, aku kemarin random gitu.. Karena ke Lawang Sewu uda pernah, kami memilih ke Kota Lama Semarang.
Andaikan instal aplikasi APIKS, aku bisa dapet banyak destinasi wisata epic di Semarang yang wajib didatengin yaah..
saya termasuk yang penasaran banget sama lawang sewu, mbak. padahal kemarin ke jawa tengah tapi nggak ke semarang ke kebumen aja. barus adar ternyata jawa tengah itu tempat wisatanya bagus-baguss. next semoga bisa ke semarang deh diriku buat ke lawang sewu