Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa
Aku menuju ke sana
Familiar dengan potongan lagu di atas? Lagu berjudul Negeri di Awan itu dinyanyikan oleh Kla Project di tahun 1990-an. Negeri di Awan bukan sekadar judul lagu. Indonesia punya kampung di atas awan, Wae Rebo.
Wae Rebo adalah kampung tradisional yang terletak di dusun terpencil, tepatnya di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, Wae Rebo berada di ketinggian 1200 mdpl dan dikelilingi oleh perbukitan yang sangat asri.
UNESCO mentasbihkan Wae Rebo sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012, menyisihkan 42 negara lain.
Beberapa orang mengatakan bahwa Wae Rebo adalah desa misterius di Nusa Tenggara Timur. Hal ini terjadi karena letaknya yang terpencil. Ada beberapa fakta unik dan menarik dari Desa Wae Rebo yang membuat banyak wisatawan ingin datang ke desa ini.
1. Desa Tertinggi

Di Indonesia terdapat 5 desa yang terletak di atas ketinggian lebih dari 1.000 mdpl, salah satunya adalah Desa Wae Rebo. Desa ini terletak di ketinggian 1.200 mdpl. Dengan ketinggian ini, setiap paginya, Wae Rebo selalu dihiasi dengan kabut tipis.
Untuk bisa sampai ke perkampungan ini, wisatawan harus melakukan trekking dua sampai tiga jam dengan medan yang cukup sulit.
2. Tujuh Rumah Utama

Desa Wae Rebo memiliki rumah adat yang diberi nama Mbaru Niang. Memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu seperti lumbung kerucut. Uniknya, rumah utama ini hanya berjumlah tujuh saja. Setiap rumah dihuni enam hingga delapan keluarga. Rumah adat ini berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar 5 meter. Beratap daun lontar yang ditutup dengan ijuk.
Setiap lantainya memiliki fungsi berbeda. Lantai pertama untuk tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga. Lantai kedua untuk menyimpan bahan makanan. Lantai ketiga untuk menyimpan benih pangan. Lantai keempat untuk menyimpan stok pangan saat kekeringan, dan lantai kelima untuk tempat persembahan leluhur.
Baca juga : Wajib Tahu! Ini 5 Rahasia Menarik Blue Fire di Kawah Ijen yang Diburu Para Traveler
3. Keturunan Minang

Seperti diketahui, Wae Rebo adalah sebuah perkampungan yang berada di Manggarai Barat, NTT. Namun, warga desa mengungkapkan bahwa mereka adalah keturunan orang-orang dari Tanah Minang.
Empo Maro, nenek moyang Wae Rebo berasal dari Minangkabau yang merantau hingga ke Flores dan berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menetap di kawasan yang sekarang menjadi Desa Wae Rebo ini. Walaupun mereka merupakan keturunan Minang, namun nama-nama penduduknya tidak seperti nama orang Minang kebanyakan.
4. Hari Istimewa

Setiap bulan November, warga di Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti. Upacara ini dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur berkat hasil panen yang didapatkan dalam setahun serta memohon keharmonisan dan perlindungan.
Baca juga : Pink Beach, Permata Tersembunyi dari Pulau Komodo yang Diburu Wisatawan
5. Bendera di Setiap Rumah

Meskipun terpencil, Wae Rebo tetap menjadi bagian dari Indonesia. Ketika Hari Kemerdekaan, selalu ada upacara untuk memperingatinya. Warga desa Wae Rebo akan ikut memasang bendera merah putih di atap tujuh rumah adat. Mereka saling membantu untuk memastikan bendera berdiri dengan kokoh.
Berada di lokasi terpencil tidak lantas membuat desa ini sepi pengunjung. Sebaliknya, banyak wisatawan yang rela melancong jauh-jauh untuk menikmati keindahan setiap sudut Desa Wae Rebo, kampung di atas awan unik dan menawan. Apakah Anda tertarik?
5 Desa tertinggi di Indonesia salah satunya Wae Rebo..wah pasti dingin cuaca di sini ya
Dan saya baru tahu ternyata mereka keturunan Minang
Unik budayanya…dan alami kampungnya! Semoga berkesempatan ke sana:)
Tempatnya kece banget.. Tapi, kalau mau mampir ke sini, fisik harus oke, ya. Karena, kalau disimak, berarti kita harus menempuh jarak yang lumayan dengan kontur jalan menanjak. Pasti lumayan berat kalau ngga persiapan fisik. Aku ngeliatnya aja sampai merinding saking kerennya desa ini
Mauuuuu ….
Wah kalo ada rezeki (((job))) pengin banget ke wae rebo. Itu asli keren banget kelihatannya.
Aku merinding loh liat merah putih berkibar di tempat sekeren itu.
Desanya memang hanya tujuh rumah ini? Penduduknya sedikit dong, ya?
Terus, terus, aku tadi membayangkan rumah-rumah itu berukuran kecil, lho. Takjub karena ternyata sampai tingkat lima dan memuat orang banyak. Kalau satu keluarga terdiri atas lima orang aja, tujuh rumah itu udah cukup membentuk satu RT. hehehe …
Aku salah satu orang yang pengen berkunjung kesini, dong. Pemandangan hijau di seluas mata memandang. Indah banget, MasyaAllah … Tapi kalau kesana, ada akomodasi terdekatnya di mana, sih?
Wow tertarik banget mbak, unik dan nyaman, suasananya pasti sejuk ya bak.Apalagi lihat foto 7 rumah utama itu, makin sukaaa
Masya Allah, alamnya alami banget ya Mba. Sebagai daerah terpencil bagaimana ya cara mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya? Musti banyak-banyak bersyukur nih kita yg hidup banyak kemudahan ya.
MasyaAllah keren sekali. Kapan ya Dewi bisa berkunjung ke sana. Lihat fotonya saja bisa merasakan natural dn kesegarannya😍
Keren banget mbak pemandangan dari atas desanya, btw mereka udah mengenal listrik dan gadged apa belum ya? Secara kayaknya terisolasi dengan lingkungan modern ya
Aku suka bagian trekking-nya. Trekking 2 jam, lumayan juga. Belum pernah trekking ke sana. Dulu sering trekking daerah Jawa, alhamdulillah kuat. Nggak tau kalo sekarang setelah melewati angka 40 hehehe..
Kapan ya bisa ke Lombok, desa ini sangat kondang. Pengin nyobain kopinya, kesejukan desanya, tradisinya…..