Menilik Sejarah, Ciri Dan Aktivitas Yang Dapat Dilakukan Di Batik Trusmi Cirebon

Sebagai warga negara Indonesia, Anda tentu sudah sangat familiar dengan kota Cirebon. Kota ini tak hanya terkenal sebagai kota udang, namun juga populer dengan oleh-oleh khas yaitu batik Trusmi. Siapapun pencinta batik, pasti akan mengenal jenis batik yang satu ini.

Namun tahukah Anda, bagaimana sejarah, ciri khas dari batik ini serta di mana bisa membelinya? Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai hal tersebut, simak ulasan ini hingga akhir.

Sejarah Batik Trusmi Cirebon

Sebagai batik yang terkenal di seantero Indonesia, Trusmi memiliki asal usul sejarah yang cukup panjang.

Pada abad ke-14, ada satu daerah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan. Masyarakat setempat kemudian menebang dan membersihkan tumbuhan tersebut. Akan tetapi, tumbuhan tersebut tumbuh lagi padahal baru ditinggalkan sebentar.

Dari fakta inilah, tanah tersebut akhirnya mendapatkan nama Trusmi yang merupakan kependekan dari kata terus bersemi.

Daerah Trusmi berada di kabupaten Cirebon yang berjarak sekitar 5km dari pusat kota Cirebon.

Awalnya, sebelumnya menjadi daerah sentra batik, Trusmi hanya merupakan daerah yang biasa saja.

Sejarah batik Trusmi berawal dari Ki Buyut Trusmi yang merupakan anak pertama dari Raja Pajajaran. Atau lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi.

Di daerah tersebut, Ki Buyut Trusmi menyebarkan agama islam bersama dengan Sunan Gunung Jati. Tak hanya menyebarkan Islam, mereka pun mengajarkan cara membuat batik kepada masyarakat.

Lalu, Sultan Keraton Cirebon meminta rakyat Trusmi untuk membuatkan batik yang sama persis dengan miliknya tanpa melihat contoh.

Masyarakat hanya boleh melihat motifnya saja. Ketika telah selesai, masyarakat kemudian menghadap Sultan dengan membawa serta batik yang telah mereka buat.

Selanjutnya, masyarakat Trusmi meminta lembaran batik yang asli kepada Sang Sultan kemudian membungkus kedua batik tersebut menggunakan bungkus yang sama. Warga pun meminta Sultan untuk menentukan batik mana yang asli serta duplikatnya.

Namun, Sultan tak dapat membedakannya karena kemampuan warga membuat batik duplikat yang sangat akurat.

Sejak itulah, warga Trusmi memperoleh pengakuan dari Sultan atas kemampuan membatik termasuk kualitas batik yang mereka miliki sampai saat ini.

Jika melihat kondisi sekarang, masyarakat yang membatik bukan hanya dari masyarakat Trusmi saja.

Warga dari daerah sekitar pun juga ikut membatik. Sebut saja masyarakat di daerah Gamel, Kaliwulu, Wotgali serta Kalitengah juga mengambil peran dalam membuat

Ciri Khas Batik Trusmi Cirebon

Batik Trusmi memiliki ciri khas tersendiri yang umumnya terdiri dari dua motif. Motif pertama adalah keratonan yang berasal dari ornamen-ornamen keraton.

Ornamen tersebut mulai dari unsur bangunan serta benda-benada yang ada di lingkungan keraton. Warna pada motif ini cenderung pada babar mas dan sogan.

Motif selanjutnya adalah pesisiran yang khas dengan menunjukkan flora dan fauna. Warna yang tampak pada motif ini cenderung lebih terang, seperti merah, biru, dan hijau.

Adapun bahan untuk membuat batik ini menggunakan sutra, katun, katun primisima serta prima.

Jika membandingkan batik khas Cirebon ini dengan batik lainnya maka Anda akan menemukan beberapa ciri khas pada batik Cirebon, yaitu:

  • Pada desain klasik tradisional, batik Cirebon menampilkan motif batu cadas (wadasan). Bukan itu saja, ada juga ragam hias yang berbentuk awan pada bagian yang dicocokkan dengan motif utama.
  • Dasar atau background kain memiliki warna yang lebih muda daripada warna garis pada motif utamanya.
  • Pada bagian latar kain terlihat bersih dari noda atau warna lain yang tak diinginkan. Dengan begitu zat warna akan menempel dengan baik pada kain pada proses pewarnaan.
  • Menggunakan garis tunggal dan tipis pada motifnya dengan ukuran kurang lebih 0,5 milimeter. Warna garis tampak lebih tua dari warna latarnya, sebab proses batik sangat unggul dalam proses penutupan atau blocking area. Proses ini menggunakan canting khusus yakni canting tembok dan bleber.
  • Batik Cirebon klasik menampilkan warna yang dominan kuning, hitam dan warna dasar krem. Ada juga warna lain seperti merah tua, hitam, biru dengan warna dasar pada kain yaitu krem dan putih gading.

Adapun ornamen hias yang ada pada batik ini seperti:

  • Wadasan, ornamen klasik dengan corak kerajaan. Batik Cirebon dengan motif wadasan yang paling terkenal seperti megamendung, singa payung, naga saba dan taman arum.
  • Geometris yang menampilkan bentuk dan garis geometris, Misalnya tambal sewu, liris, kawung serta lengko-lengko.
  • Buketan, berupa variasi bunga dan pohon. Contoh motif ini seperti pring sedapur, kelapa setundun, soko cina serta kembang terompet.
  • Byur, menonjolkan bunga dan daun kecil yang memenuhi kain. Anda bisa menemukan contoh ornamen byur pada motif karang jahe, mawar sepasang, dara tarung serta banyak angrum.
  • Semarangan, merupakan motif berulang dengan pola tertentu. Contohnya tampak pada motif piring selampad serta kembang kantil.

Megamendung, Batik Trusmi Dengan Motif Perpaduan Budaya Islam Dan Tiongkok

Motif megamendung merupakan salah salah satu yang terkenal dan menjadi ciri khas batik Trusmi. Bahkan motif ini menjadi lambang kota Cirebon.

Megamendung adalah sebuah motif yang terpengaruh oleh budaya Tiongkok. Anda bisa menemukan pengaruh tersebut pada garis-garis awan yang terinspirasi dari aliran Taoisme dalam budaya Tiongkok.

Aliran Taoisme merupakan tradisi spiritual dan filosofis yang sangat menekankan hidup agar selaras dengan Tao. Artinya yaitu sumber, pola dan substansi dari segala sesuatu yang ada.

Dalam motif megamendung, bentuk awan adalah lambang dari dunia atas yang luas, bebas serta bermakna transendental atau ketuhanan.

Motif awan ini juga berperan di dunia seni rupa islam pada abad ke-16. Yaitu ketika kaum sufi menggunakan awan untuk mengungkapkan dunia besar atau alam bebas.

Itulah mengapa megamendung merupakan motif yang religius dan filosofis. Hal ini tampak pada garis yang tampil dan merupakan simbol perjalan hidup manusia. Sejak manusia lahir, anak-anak, remaja, dewasa sampai akhir hayatnya.

Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Batik Trusmi

Saat ini batik Trusmi merupakan sentra oleh-oleh khas Cirebon yang berlokasi di Jalan Trusmi No. 148, Weru Lor, Plered, Cirebon. Apabila Anda berkunjung ke sini, ada beberapa aktivitas yang bisa Anda lakukan di sini adalah:

Berbelanja oleh-oleh kHas Cirebon

Bermacam rupa oleh-oleh khas Cirebon bisa Anda temukan di sini, bukan hanya batik Trusmi. Anda bisa membeli camilan untuk oleh-oleh seperti sirup tjampolay, terasi bawang, kerupuk seblak, dan masih banyak lagi.

Belajar membatik

Anda pasti penasaran dengan dengan proses pembuatan batikkan?

Nah, jika mengunjungi tempat ini, Anda bisa belajar melukis batik hanya dengan membayar Rp30.000 dan hasilnya bisa dibawa pulang.

Menikmati sejarah batik Trusmi di Meseum

Di sini, Anda bisa mengunjungi museum tanpa pungutan biaya. Terdapat beberapa koleksi kain batik kuno, aneka cetakan, mesin pewarna, koleksi topeng hingga wayang bisa Anda temukan dalam museum ini.

Menyantap kuliner khas Cirebon

Lelah berbelanja? Anda bisa singgah ke Batik Kitchen yang menawarkan aneka makan khas Cirebon, salah satunya yaitu tahu gejrot serta es tape Tjampolay.

Harga kedua makanan ini cukup terjangku yakni sekitar Rp10.000 da Rp22.000.

Demikianlah ulasan mengenai sejarah, ciri khas serta aktivitas yang bisa Anda lakukan di batik Trusmi. Jika Anda berkunjung ke kota Cirebon, sempatkanlah untuk mampir ke tempat ini.

malica ahmad
About the author

Hello, I am Malica Ahmad. Indonesian Blogger, Lifestyle and Travel Blogger, Writerpreneur, Ghostwriter, and exciting about SEO Content Writing. Send me message of offering job here malicaahmad13@gmail.com

Tinggalkan komentar