Ini Alasan Kenapa Saya Harus Menjejakkan Kaki Ke Tana Toraja

“Sejak kapan terpikat magisnya Tana Toraja?”

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebelumnya saya harus berterima kasih kepada salah satu mentor cerpen sastra, yang dua tahun lalu memberikan cerpen karya Faisal Oddang berjudul “Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon” untuk dibedah sekaligus dikaji maksud dan maknanya dari beberapa sisi.

Dari cerpen Faisal Oddang yang sarat akan ilmu sejarah, budaya, sekaligus adat istiadat yang dibalut dalam cerita fiksi menarik dan menghipnotis, yang akhirnya membuat saya berkeinginan untuk lebih mengenal Tana Toraja sekaligus menjejakkan kaki ke sana suatu hari nanti. Bisakah? Kapan? Bismillah saja dulu. Nanti Allah juga bakal kasih jalan.

Picture2 1 1 416x489 1
Sumber foto diambil geraikompas.id

Menyelami Lebih Dekat Tana Toraja dari Karya Sastra Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon

Sejujurnya saya tidak mengenal siapa itu Faisal Oddang. Tetapi berkat kepiawaiannya memadukan tradisi dan adat istiadat Sulawesi dalam karya sastra yang berjudul Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon itu, mau nggak mau saya harus kepoin siapa sebenarnya beliau ini.

Saya pun berselancar ke internet dan mengetik nama Faisal Oddang di laman google saat pembedahan cerpen waktu itu. Seketika saya langsung tertegun kagum.

Ah, ternyata masih ada anak muda yang menjunjung tinggi budaya dan tradisi kotanya di era yang sudah serba digital.

Ya, Faisal Oddang merupakan penulis muda asal Wajo Sulawesi. Bahkan beberapa karya sastranya sudah dimuat di media massa, seperti Harian Kompas dan tak sedikit penghargaan penulis nasional sudah dia dapatkan.

Dengan melihat karya-karya Faisal yang lebih khas dengan mengangkat budaya suatu daerah di setiap cerpennya, saya pun tak heran jika Faisal telah berhasil menghipnotis saya untuk menelisik Tana Toraja lebih jauh lagi.

Saya mulai dibikin penasaran tentang adat istiadat, tradisi, suku apa di sana, hingga beberapa tempat wisata yang disebut hidden paradise hanya dari hasil membaca cerpen Faisal Oddang saja. Bukankah sangat menakjubkan? Saya tersihir ingin menjelajah ke suatu kota berawal dari kata-kata.

Jika Faisal bisa menceritakan betapa menariknya Tana Toraja melalui cerpennya. Pikiran saya pun berkenala dan mengaminkan andai suatu hari nanti saya bisa ke Tana Toraja beneran. Pastinya saya akan memiliki kenangan terunik dan menjadi petualangan paling menantang.

images 12
Sumber foto diambil dari masadena.com

Pasalnya, Di Tubuh Tarra di Rahim Pohon ini ternyata bukanlah sekadar judul belaka.

Setelah saya menelusuri ada makna apa di balik judul tersebut, Tarra adalah nama pohon yang dijadikan tempat peristirahatan terakhir anak penduduk Toraja yang meninggal dunia. Orang setempat menyebut proses pemakaman khusus ini sebagai Passiliran.

Nah, di sini imajinasi saya justru semakin liar setelah tahu fakta unik tentang Pohon Tarra. Saya juga tambah kepo dan ingin mengulik lebih dalam. Kenapa harus Pohon Tarra? Kenapa nggak pohon-pohon lainnya?

Dilansir dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, batang Pohon Tarra yang besar ini dianggap sebagai pengganti rahim ibu. Jadi dengan memakamkan bayi atau kerap disebut menanamkan jenazah bayi di dalam batang pohon, diyakini bayi yang sudah meninggal seperti dikembalikan lagi ke kandungan sang ibu. 

Selain itu, dari adat pemakaman ini, masyarakat Toraja memercayai juga bayi-bayi lain yang lahir kemudian akan terselamatkan dari takdir yang sama, yaitu kematian.

Tak cukup itu saja yang menjadi alasan orang Toraja menggunakan pohon Tarra sebagai tempat pemakaman bayi. Pohon Tarra merupakan pohon yang memiliki banyak getah. Dengan itu, masyarakat Toraja memercayai apabila bayi yang meninggal dimakamkan di pohon tersebut, getah bisa menjadi pengganti ASI, agar mereka tak kehausan di alam sana.

Tarra adalah Rahim Abadi yang Tidak Mengeluarkan Bau Busuk

Dipercaya sebagai pohon yang tumbuh sejak ratusan tahun lalu, Pohon Tarra tumbuh sangat besar, dengan diameter sekitar 80 hingga 100 cm ini ternyata tidak mengeluarkan bau busuk sekalipun banyak bayi yang dimakamkan di batangnya. Kenapa demikian?

Lagi-lagi menyangkut kepercayaan orang Tana Toraja yang menyakini jika pohon Tarra adalah Rahim abadi yang wujudnya menghidupi. Dikatakan bahwa bayi yang dimakamkan di pohon Tarra menyatu dengan sendirinya berkat banyaknya getah di pohon Tarra.

Maka dari itu, berkat kepercayaan yang sudah menjadi tradisi tersebut, pohon Tarra tetap mulus sekalipun banyak bayi yang sudah dikubur di sana selama 20 tahun atau lebih.

Oh ya, setelah ditelisik lebih jauh serta dari membaca beberapa sumber, bayi yang dimakamkan di pohon Tarra tidaklah sembarangan. Ada batasan usia yang harus dipatuhi, yaitu bayi yang usianya belum 6 bulan, belum tumbuh gigi susu, belum bisa berjalan dan masih minum air susu ibu.

Menurut Suku Toraja, bayi dengan kondisi seperti di atas dianggap suci sehingga pohon Tarra pun mau menjaga bayi-bayi tersebut. Uniknya lagi, adat pemakaman bayi di pohon Tarra ini hanya ada di desa Kambira , Tana Toraja. Yang mana masyarakatnya menganut kepercayaan nenek moyang bernama Aluk Tadolo.

Mengenal Apa Itu Aluk Tadolo

Menurut sumber dari Wikipedia, Alok Tadolo merupakan agama leluhur nenek moyang yang masih dipraktikkan sampai saat ini. Agama ini muncul sejak tahun 1970 dan sudah diresmikan oleh negara ke dalam sekte Hindu-Bali.

Seiring dengan perkembangannya, yang tadinya dikenal sebagai kepercayaan animisme tua. Kini Alok Tadolo sudah menjadi suatu kepercayaan yang bersifat dinamistik dan poleteisme. Meski demikian, orang-orang Toraja masih cukup kental memegang kepercayaan ini.

Pada ajaran Aluk Tadolo ini cara mempercayai sesuatu juga cukup unik, yakni ajaran luhur yang tersebar itu berasal dari poros langit.

Jadi apa yang berasal dari bumi akan kembali lagi ke langit layaknya arwah bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon Tarra.

Ajaran ini juga memercayai semakin tinggi posisi bayi dimakamkan di pohon Tarra, maka bayi tersebut pun akan lebih cepat sampai ke nirwana. Hebatnya, tradisi Alok Tadolo ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Tana Toraja sampai saat ini.

Cara Pemakaman Bayi di Pohon Tarra

Di atas saya sudah mengulas sedikit tentang 4 syarat bayi yang dimakamkan di Pohon Tarra. Namun tidak cukup itu saja, ada kriteria lain sesuai dengan tradisi yang harus dipatuhi, salah satu di antaranya adalah berdasarkan kasta.

Bagi masyarakat Toraja kasta atau strata sosial sangatlah penting, sebab kasta erat kaitannya dengan adat dan budaya Toraja itu sendiri. Maka dari itu, pemakaman bayi pun harus sesuai dengan kasta.

Nah, sebagai tambahan, kamu bisa mengetahui susunan kasta di Toraja terdiri dari 4 tingkatan, antara lain:

  1. Tana’ bulaan (Kasta bangsawan tertinggi)
  2. Tana’ bassi (kasta bangsawan menengah)
  3. Tana’ karurung (kasta rakyat merdeka)
  4. Tana’ kua-kua (kasta hamba)
IMG 20160914 235040
Sumber foto diambil dari Torajaku.com

Lantas bagaimana cara pemakaman bayi sesuai kasta dari kepercayaan Alok Tadolo?

Bayi yang sudah meninggal dan dimakamkan di dalam pohon Tarra disebut sebagai makhluk yang suci sehingga proses pemakamannya pun tanpa dibungkus sehelai benang pun. Bayi tersebut langsung dimasukkan ke dalam pohon dalam posisi meringkuk seperti posisi bayi saat berada dalam rahim ibu.

Lubang makam juga tidak bisa dilubangi secara sembarangan. Menurut tradisi lubang penguburan bayi disesuaikan dengan arah rumah keluarganya. Lalu ditutupi dengan ijuk pohon Enau agar oksigen tetap bisa masuk.

images 13
Sumber gambar diambil di mazmuzie.blogspot.com

Bayi yang dikuburkan juga harus berdasarkan strata sosial. Semakin tinggi kasta dalam keluarga, maka lubang pemakaman pun akan ditempatkan di posisi paling tinggi pula.

Tetapi cukup menyedihkan saat saya mengetahui fakta bahwa ibu sang bayi yang sudah meninggal ini, ternyata tidak diperbolehkan melihat proses pemakaman atau mengunjungi makam selama kurang lebih setahun.

Pasalnya, menurut keyakinan masyarakat Toraja melihat bayi yang sudah meninggal dipercaya ibu kemungkinan mendapatkan bayi sehat ( sebutan bayi yang meninggal) lagi di masa mendatang.

Mungkin jika dipikirkan secara logika masa kini, ibu dilarang melihat proses pemakaman guna menghindari kesedihan atau stres berkepanjangan.

Alasan Kenapa Saya Harus Berkunjung ke Tana Toraja

Sebenarnya keinginan ke Tana Toraja sudah sangat lama semenjak saya menuntaskan membaca cerpen Karya Faisal Oddang tentang Pemakaman Bayi di Pohon Tarra.

Dari situlah saya mulai menelisik informasi terkait Tana Toraja semakin dalam. Seperti pemaparan yang sudah saya tulis di atas sebelumnya. Yakni terkait kasta, adat istiadat, kepercayaan dan masih banyak lagi.

Namun yang menjadi alasan utama saya ingin ke Tana Toraja adalah ingin menyaksikan langsung seperti apa pemakaman bayi di Pohon Tarra. Saya ingin mengulik sejarah unik di masa silam yang ternyata masih kental dianut masyarakat Tana Toraja sampai sekarang.

Tetapi dari hasil wawancara seorang teman yang sudah pernah berkunjung ke sana, Pemakaman Bayi di Pohon Tarra masih belum ekstrim. Ada yang lebih ekstrem dan menantang lagi untuk diamati dan dikaji yakni Erong lombok parinding,
Perkuburan Toraja yang lebih dari 500 tahun. Wow, saya langsung bergidik ngeri. Ada ya ternyata? Ah, makin mupeng ke sana kan?

Selain itu, sebagai pecinta kopi juga, saya pun ingin mengulik sejarah Tana Toraja hingga dijuluki sebagai Queen of Coffee. Yang katanya aroma dan cita rasanya yang sedap dari kopi jenis Arabika ini sangat sulit ditolak.

Dan saya pun merasa beruntung, saat keinginan ke Tana Toraja tak terbendung lagi, saya melihat info lomba blog yang diadakan oleh Toraja Higlands Festival yang bertema “Sinergitas Program Pusat, Provinsi dan Kabupaten di Bidang Pariwisata” yang akan digelar pada 12 hingga 18 Juli 2021. Di mana nantinya akan diresmikan langsung oleh Sandiaga Uno, Menteri pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Tujuan dari kegiatan Toraja Highlands Festival ini adalah untuk meningkatkan masyarakat sadar wisata (MASATA) dan Geopark Toraja supaya lebih fenomenal lagi.

Jujur saja, adanya informasi Toraja Highlands Festival di atas, saya sambut dengan penuh suka cita. Harapannya, saya bisa lolos menjadi salah satu pemenang dan bisa meliput kegiatan sekaligus kebudayaan Toraja yang sudah terkenal unik dan melegenda di manca negara.

torajahighland.fest CP40c McUn

Bismillah, semoga saja semesta merestui impian saya menjelajah Tana Toraja tahun ini, ya. Namun semisal tidak berhasil, tidak juga menjadi masalah. Saya akan menyisihkan penghasilan demi budget berkunjung ke Toraja. Karena traveling sudah menyatu dengan jiwa saya. Maka sedikit menabung demi bisa menikmati keindahan Tana Toraja suatu hari nanti adalah big dream yang harus tetap terwujud.

Wisata Tana Toraja, Surga Tersembunyi yang Membuat Saya Tak Sabar ke Sini Segera!

Keunikan Tana Toraja sebenarnya tidak berhenti ngomongin soal tradisi pemakaman saja. Banyak surga tersembunyi Tana Toraja berupa objek wisata yang instagramable dan menarik tentunya untuk dikunjungi.

Pesonanya memancar jelas mampu memikat mata wisatawan. Dan saya sudah membuat beberapa objek wisata Tana Toraja yang sayang banget untuk saya lewatkan saat berkunjung ke sana nanti.

Lolai Negeri di Atas Awan

Lolai yang terletak di Kapala Pitu, Rantepao. Berada di ketinggian 1.300 mdpl, dimana akses jalanan cukup sempit, menanjak dan berliku-liku. Namun, rasa telah tersebut akan terbayar saat berada di atas karena berada di sini serasa di atas awan.

Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke sana adalah sebelum subuh agar bisa menyaksikan indahnya sunrise.

Londa, Gua Tempat Penyimpanan Peti Mayat

Seperti yang telah diceritakan di atas, jika Tana Toraja identik dengan proses pemakaman mayat yang unik. Nah, saya yang ingin ke tempat yang memacu adrenalin dan suka bau mistis, surga tersembunyi Tana Toraja satu ini tidak boleh dilewatkan.

Berkunjung ke Londa akan melewati tumpukan tengkorak dan peti-peti mayat yang menyimpan cerita masing-masing.

Pango-Pango, Dunia Fantasi Serasa di Film Hobbit

Tana Toraja dengan berbagai macam objek wisatanya tidak hanya menyajikan wisata mistis saja.

Ada pula tempat wiata bertema fantasi layaknya di film dongeng seperti The Hobbit. Deretan pohon pinus dengan rumah mungil ala Hobbit dan udara sejuk tentu sangat cocok bagi kamu yang ingin berlibur di tempat tenang.

Tilangnga

Surga tersembunyi Tana Toraja selanjutnya adalah Tilangnga sebuah tempat pemandian mata air di Toraja. Berbentuk telaga, airnya sangat jernih karena bersumber secara langsung dari mata air yang keluar dari celah-celah batu.

Di dalam telaga ini juga terdapat ikan masapi yang akan muncul apabila diberi makan telur rebus. Pemandangan alamnya yang menawan serta sejuknya udara akan membuatmu merasa rileks dan bisa sejenak melepaskan rasa penat selama beraktivitas.

Bukit Ollon, Bukit Teletubbiesnya Indonesia

Objek wisata selanjutnya yang akan saya  nikmati adalah Bukit Ollon atau yang akrab disebut sebagai bukit Teletubbies. Pesona indahnya memang sulit untuk dilupakan dan menjadi daya tarik tersendiri dengan pemandangan savananya serta udaranya yang sejuk.

Tempat wisata ini juga menyewakan tunggangan kuda untuk berkeliling bukit dengan santai. Ingin foto prewedding di sini juga bisa, lho.

Gua Lemo

Berbeda dengan makam pada umumnya, Gua Lemo bisa dikunjungi oleh khalayak umum. Di tempat berbagai upacara adat pemakaman telah menjadi daya tarik tersendiri karena bisa melihat secara langsung liang makan yang berada di dalam gua.

Di tempat ini kamu bisa menjumpai ragam patung kayu yang menghiasi bukit makam. Setiap keluarga memiliki tempat tersendiri di dalam bukit, begitu pula dengan penataan patung kayunya.

Patung tersebut akan dijejer sejajar dengan leluhur apabila memiliki ikatan darah dan keluarga. Objek lain yang menarik dari tempat ini adalah pemandangan stalaktit dan stalakmitnya dengan rona alam yang unik. Lokasi Gua Lemo berada di Desa Sandan Uai, Kec. Sanggalagi, Kab. Toraja Utara.

Air Terjun Sarambu Sikore

Pesona Sarambu Sikore yang alami
Berlokasi di Lembang Salu, Kec. Sopai, Toraja Utara dan berjarak 50 km dari kota Rantepao, pesona air terjun Sarambu Sikore hadir dengan nuansa alami yang menyejukkan dan menyegarkan.

Salah satu destinasi wisata Tana Toraja ini tidak terlalu sulit untuk dikunjungi karena aksesnya yang mudah.

Air terjun yang masih bersih, pemandangan alam yang natural serta debit air yang deras, liburan kamu pasti akan sangat mengesankan.

Ditambah dengan pemandangan dari hutan rindang dan nyanyian burung akan membuatmu betah berada di tempat ini.

Desa Wisata Kete Kesu

Salah satu desa unik dan indah di Tana Toraja adalah desa Kete Kesu. Di sini kita bisa melihat pemandangan yang menyegarkan, merasakan udara sejuk dan alami serta view desa yang menakjubkan.

Keunikan desa yang termasuk surga tersembunyi di Tana Toraja ini adalah masih terdapat rumah adat Tana Toraja atau Tongkonan yang digunakan untuk menyimpan mayat sementara sebelum dikebumikan.

Danau Limbong

Surga tersembunyi di Tana Toraja yang terakhir sebagai referensi adalah Danau Limbong. Objek wisata ini berupa kolam alam limbong dengan pesona panorama yang eksotis dan menarik.

Berkunjung ke sini akan menemukan kondisi alam yang indah dan segar dengan adanya deretan pegunungan di sekelilingnya.

Masih bertahan dengan pesona alami air danau berwarna hijau, kita juga bisa menemukan aneka flora dan fauna di Danau Limbong.

Untuk mencapai tempat ini harus menempuh perjalanan sekitar 3-4 km dari pusat Kota Rantepao dengan kendaraan bermotor.

Andai Impian Berkunjung ke Tana Toraja Terwujud, Apa Saja yang Harus Saya Siapkan?

Jika impian berkunjung ke Tana Toraja terwujud, maka hal pertama yang harus saya siapkan adalah kesehatan sebelum traveling.

Ini sangat penting buat saya. Meskipun saya sudah membaca banyak artikel tentang apa pun terkait Toraja, termasuk akses dan kondisi di sana. Tetapi biasanya keadaan di lapangan akan berbeda. Oleh karena itu, sebelum berangkat saya harus pastikan fisik dan mental benar-benar sehat.

Kedua, hal yang perlu saya siapkan adalah budget yang cukup untuk eksplor beberapa lokasi yang sudah masuk dalam list impian untuk dikunjungi. Karena apa?

Jika kita tidak menentukan budget sesuai tempat yang akan dikunjungi, bisa saja traveling saya tidak terarah. Hitungan financial pun bisa saja meleset. Apalagi jika saya tidak menyiapkan uang cash di dompet, lalu mengandalkan uang tarik tunai di ATM. Ya, kalau ada ATM di sekitaran tempat yang akan saya kunjungi. Kalau tidak ada, bagaimana dong? Makanya harus benar-benar disiapkan dan dicatat ya.

Ketiga, jika saya tertarik berkunjung ke Tana Toraja karena ingin menikmati beberapa upacara adat atau hal-hal sakral di sana. Maka saya harus membuat itinerary sesuai tanggal upacara adat tersebut dilaksanakan. Ya, biar nggak mubadzir kita datang ke sana, kan?

Beruntung, setelah saya kepoin tentang Tana Toraja, saya menemukan banyak informasi di Instagram @visittoraja yang cukup detail nih. Jadi lebih mantap buat ke Toraja deh. Semangat😍

Nah, adapun beberapa hal lain yang harus saya siapkan adalah:

1. Menentukan moda transportasi apa yang akan saya pakai, misal mau menggunakan pesawat atau lainnya. Saya juga harus memperhatikan jam keberangkatan dan sampai di lokasi tujuan. Bahkan terkait kendala terlambatnya moda transportasi juga harus masuk dalam persiapan traveling ke Toraja.

2. Jaket tebal karena berdasarkan informasi teman dan referensi baca artikel, topografi Toraja yang berada di atas 700 meter dari permukaan laut menambah suhu dirasakan semakin dingin

3. Jika saya atau kamu bepergian ke Tana Toraja menjelang bulan Agustus – Desember, maka penting untuk menyiapkan jas hujan dan selimut tebal. Pada bulan ini Tanpa Toraja sudah memasuki musim hujan.

4. Siapkan P3K sesuai kebutuhan guna menghindari kondisi tetap fit saat perjalanan

5. Booking hotel secara online agar saat sampai di lokasi tidak bingung mau singgah di mana. Dengan menyiapkan tempat menginap lebih awal juga meminimalisir waktu traveling yang tepat waktu.

6. Persewaan kendaraan yang akan menjadi transportasi saat sudah di Tana Toraja. Bisa diputuskan apakah mau menyewa sepeda motor atau mobil yang bisa disesuaikan dengan posisi Solo Traveling atau beramai-ramai.

7. Membawa botol minuman serta peralatan lain yang sudah pasti steril karena mengingat saat ini masa pandemi. Jadi saya harus benar-benar menjaga kesehatan selama traveling

8. Stok Masker harus banyak, ya, guys. Buat jaga-jaga kita menambah hari di Tana Toraja

9. Pastikan menyiapkan provider yang mendukung hingga daerah pelosok. Karena bagaimanapun pekerja digital seperti saya pasti selalu update pekerjaan lewat online, kan?

Nah, itulah beberapa hal yang akan saya siapkan ketika nanti saya bisa berkunjung ke Tana Toraja sendirian atau saat saya lolos menjadi salah satu travel blogger yang bisa bersinergi di acara Toraja Highlands Festival nanti.

Harapan besarnya sih bisa lolos dan bisa mengabadikan kenangan semua tempat keren dan bersejarah di Tana Toraja di blog mywordsjourney.com. Tak lain tujuannya agar semakin banyak yang tahu dan semakin mengenal lebih dekat Tana Toraja lewat tulisan. Syukur-syukur pembaca blog saya ini juga bisa berkunjung ke Toraja langsung. Amiin

So, sudah siap traveling ke Tana Toraja di masa pandemi?

malica ahmad
About the author

Hello, I am Malica Ahmad. Indonesian Blogger, Lifestyle and Travel Blogger, Writerpreneur, Ghostwriter, and exciting about SEO Content Writing. Send me message of offering job here malicaahmad13@gmail.com

13 pemikiran pada “Ini Alasan Kenapa Saya Harus Menjejakkan Kaki Ke Tana Toraja”

  1. Bagiku tana toraja masih menyimpan mistis yang begitu kental. Rasanya agak ngeri tapi pingin sekali ke sana. Banyak wisata yang masih kental dengan adat dan budayanya.

    Semoga kesampaian ya Kak. Berlibur ke Tana Toraja.

    Balas
  2. Whoaaa, keren, magical, eksotis banget ya Tana Toraja ini
    Pantesan dirimu semangaatt dan passionate banget utk cuss ke sana mbaaa
    semogaaa segera terkabul ya
    Ngga sabar buat baca ulasannya di blog kece kamu ni mbaaa

    Balas
  3. Saya pun belum pernah ke Toraja tapi memang penasaran banget sama kebudayaan Toraja yang sudah meluas beritanya. Semoga niat mba bisa ke Tana Toraja bisa segera terealisasi ya mbak. Jangan lupa untuk berbagi cerita ketika di sana mba

    Balas
  4. Tahu nama Toraja sejak bocil banget, saat ada saudara yang berbisnis barang kerajinan dari sana. Namun sampai sekarang aku belum pernah ke sana, padahal pengin banget tahu. Semog suatu saat setelah pandemi

    Balas
  5. Impian banget bisa ke Toraja deh
    Dulu pernah sekamar kost dengan teman yang dari Toraja
    Kami sering bertukar cerita tentang daerah masing-masing
    Kisahnya bikin aku penasaran banget pengen menginjakkan kaki langsung ke Toraja
    Semoga suatu hari berkesempatan ke sana

    Balas
  6. Saya tahu Toraja dari kakak yang dulu tinggal di Makassar. Dia belasan tahun di sana, eh saya belum ada dana, giliran saya bisa ke sana eh dia udah pindah ke Jawa..haha. Mau ah ke Toraja selama ini cuma icip kopinya saja. Penasaran dengan adat dan budayanya yang sungguh unik dan istimewa

    Balas
  7. Ah, ini bakalan juara ini mah…
    Tulisane apik Mbak, ngambil dari sudut pandang cerpen itu. Dulu aku juga baca dan ter-wah banget sama isinya. Bisa ya si Faisal bikin cerita kayak gitu.

    Balas
  8. Belum pernah nih ke Toraja hanya mendengar saja namanya dari orang yang suka traveling..tapi membaca artikel ini jadi tambah pengen ngebolang ke Toraja ..alamnya pasti indah banaget ya

    Balas
  9. Aku udah sering banget nonton seputar Tana Toraja ini, Masuk wishlist mau jalan – jalan kesana. Cuma pandemi udah ga bisa traveling dulu sementara waktu. Benar – benar pengen eksplore langsung keeksotisannya.

    Balas
  10. lengkap banget pembahasanya ini, jadi kepincut untuk mencoba berkunjung ke tanah toraja. Apalagi budaya disana masih sangat kental dan benar-benar dihormati oleh masyarakatanya. gk kalah menakjubkan dengan wisata luar negri,

    Balas

Tinggalkan komentar